Minggu, 08 September 2013

Makalah Aqidah Akhlak - Asmaul Husna

Diposting oleh Elysian di 02.41 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Allah swt. adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah swt. menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya.
Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asma’ul Husna, termasuk di antaranya ialah Al-Gaffar, Al-Basit, An-Nafi’, Ar-Rauf, Al-Barr, Al-Hakim, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa adanya Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka kita wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Asmaul Husna ?
2.      Jelaskan 10 Asmaul Husna !
3.      Bagaimana cara menunjukkan kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui 10 Asmaul Husna (al-Muqsith, al-Waarits, an-Naafi’, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, ar-Raafi’, al-Mu`iz,  al-Afuww)?
4.      Bagaimana perilaku orang yang mengutamakan Asmaul Husna ?
5.      Bagaimana meneladani Asmaul Husna ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asmaul Husna
Etimologi Asmaa'ul husna berasal dari kata اسماء jamak dari اسم yang artinya nama-nama sedangkan الحسنى artinya yang baik atau yang indah. Terminologi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah   yang baik lagi indah. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah, sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh  dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah.
Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Allah swt yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad saw.
Seluruh nama Allah bersifat Taufiqiyah, yaitu tidak ada ruang sedikitpun bagi akal untuk menentukannya. Akal kita tidak mungkin sampai pada segala sesuatu yang menyangkut hak Allah seperti dalam masalah nama-nama-Nya. Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah ketetapan dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ..." karena tiada satupun yang dapat disetarakan dengan Allah.
Berikut adalah beberapa dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadis tentang Asmaul Husna:
1.      "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang baik)." - (Al-Quran, Surat Thaa-Haa: 8) 
2.      Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia memiliki al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" - (Al-Quran.Surah Al Israa ': 110)
3.      Dari Abu Huraira R.A.: Nabi saw. bersabda: "Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil [esa] dan Dia menyukai [jumlah] yang ganjil." - Sahih Bukhari
Dan dijelaskan dalam sebuah hadist yang artinya :
1.      Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama yaitu 100 dikurangi 1 (satu) barang siapa menghafalkannya akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu witir (tidak genap). Dia menyukai witir itu (HR. Baihaqi)"
2.      Menurut Abdullah Sani dalam bukunya Asmaul Husna 76 nama dari Asmaul Husna terdapat dalam Al Quran, sedang 23 lainnya terdapat dalam hadist.

Menurut Islam, seorang muslim tidak akan diberi nama menyerupai nama Allah dalam bentuk yang sama-misalnya Al Malik, tetapi bisa disebut Malik. Namun nama / sifat Allah bisa digabungkan dengan kata "Abdul -" yang berarti hamba (contohnya. - kepada Allah) dan biasa digunakan sebagai nama orang untuk orang Muslim. Misalnya 'Abdul ar-Rahman ("hamba kepada Tuhan Yang Maha Pengasih").

B.     Menguraikan 10 Asmaul Husna
Menurut bahasa, asma’ul husna berarti nama-nama yang baik, sedangkan menurut istilah berarti nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-Nya. Di dalam al-Qur’an nama-nama yang baik dijelaskan pada Qs. Al-A’raf/7: 180 sebagai berikut :

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al-A’raf/7: 180)
Nama-nama indah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99 menurut hitungan ulama Sunni, dapat dirangkai secara kronologis begitu indah ibarat seuntai tasbih. Dimulai dengan lafadz al-jalalah, Allah, dengan angka 0 (nol), yang di anggap angka kesempurnaan, disusul dengan al-Rahman, al-Rahim dan seterusnya sampai angka ke 99, al-Sabur. Dan kembali lagi ke angka nol, Allah (al-jalalah), atau kembali lagi ke pembatas besar dalam untaian tasbih, symbol angka nol berupa cyrcle, bermula dan berakhir pada stu titik, atau menurut istilah Al-Qur’an: Inna li Allah wa inna ilaihi raji’un,(kita berasal dari tuhan dan akan kembali kepada-Nya).
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Asmaul Husna Allah SWT berjumlah 99 nama. Sebagian dari Asmaul Husna tersebut termasuk kedalam sifat wajib Allah, yakni sifat-sifat dan  pasti dimiliki Allah SWT. Mengenai jumlah Asmaul Husna Rasulullah SAW bersabda; Artinya:” Sesunnguhnya Allah itu mempunyai Sembilan puluh Sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalkannya dengan meyakini akan kebenarannya maka ia masuk syurga, sesungguhnya Allah itu maha ganjil tidak genap dan senang sekali sesuatu yang ganjil. (HR. Ibnu Majah).
Kembali lagi ke pembahasan awal, yakni menguraikan sifat Allah dalam Asmaul Husna (Al Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh,  Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz,  Al Afuww). Untuk lebih jelasnya saya akan menguraikan sebagai berikut;
1)      Al Muqsith             المقسط    Yang Maha Seimbang.
Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak meringankan satu pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak, semuanya di Anggap sama.
2)      An Nafii`               النافع      Yang Maha Memberi Manfaat.
Dikatakan bahwa Dialah yang memberi Manfaat, Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi ini untuk memberikan manfaat kepada mahluknya.
3)      Al Waarits             الوارث   Yang Maha Pewaris.
Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah/daerah (QS, Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga (Qs. Maryam 19.19) .
4)      Ar Raafi`               الرافع     Yang Maha Meninggikan (makhluknya).
Walaupun kita sudah jatuh, Ia dapat membangkitkan kita kembali, walaupun sudah mencapai titik rendah, Ia bisa meninggikan kembali. Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk dapat melakukannya.
5)      Al Baasith              الباسط    Yang Maha Melapangkan (makhluknya).
Ketika kita dihadapkan dengan permasalahan hidup seakan-akan hari-hari yang kita hadapi cukup lama, ketika kita mendapatkan musibah seakan-akan kita pesimis untuk dapat melaluinya dan enngan mengikhlaskannya. Tapi ketika kita sadar, Dialah (Allah)  yang maha melapangkan segala-galanya, Dalah yang melapangkan jiwa kita, yang membesarkan hati kita dan meningkatkan kesadaran kita. Karena Allah Maha Pengasih lagi penyayang hamba-Nya.
6)      Al Hafizh               الحفيظ    Yang Maha Memelihara.
Begitu besar-Nya ia,  sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih, manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Manusia juga tidak bisa disebut sang pemelihara. Paling banter, kita hanya memelihara keluarga kita sendiri dan itupun karena kehendak-Nya. Tanpa rahmat-Nya kita tidak dapat melakukan apapun. Sebagai pemelihara dan melestarikan sifat-sifat bijak kita. Ia memberikan kepada fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Pada saat melemah Ia lah sumber kekuatan, karena Ia adalah yang memberi kekuatan (al-Muqit).
7)      Al Waduud            الودود     Yang Maha Mengasihi.
Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata Wadud itu lebih mendekati makna rahmat, tetapi  rahmat  menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan orang yang dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud  itu tidak demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin, sebab mereka adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang khusus mendapatkan kasih saayang-Nya sebagai tambahan dari rahmat yang telah mereka peroleh.
8)      Al Walii                 الولي      Al-Waliy  Yang Maha Melindungi
Sahabat-sahabat kita di dunia ini tidaklah bisa melindungi kita, hari ini melindungi besok tidak, hari ini sahabat, bisa jadi besok berubah menjadi musuh, bahkan ketika ada suatu bencana pun mereka tak mampu menolong kita, Mereka bukanlah sahabat sejati kita, mereka hanyalah teman bagi kita, karena hanya Allah lah yang bisa melindungi kita kapan pun dan dimanapun, karena erlindungan-Nya tak terbatas oleh ruang dan waktu.
9)      Al Mu`izz               المعز      Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya).
Dikatakan bahwa Al-Mu’izz  itu adalah Dzat yang memberikan kemuliaan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, sedangkan Al-Mudzill itu ialah Dzat yang menundukkan orang yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Namun jangan lupa di balik penarikannya kembali itupun terdapat kemurahan Allah, Ia ingin meningkatkan kesadaran kita dan merendahkan derajat kita  itu merupakan sarana untuk mencapai apa yang di inginkan-Nya. Hanya kesadarn yang bisa menyelamatkan kita, dan Ia ingin kita selamat, makadari itu janagn pernah meragukan kebijakan-Nya, apapun di lakukan oleh-Nya untuk membuat kita sadar. Karena Ia maha Memuliakan (mahluk-Nya).
10)    Al- Afuww           العفو     Yang Maha Pemaaf.
Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang yang telah berbuat maksiat. Kata al-Afuww  ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia lebih sempurna. Sebab, Al-Ghafur itu adalah as-sitr (merahasiakan), sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan).
Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian besar lembaran amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka sadarlah mereka bahwa Allah telah menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman Allah: “Dan Dialah yang menerinza tobat dari hamba-hamba-Nya dan  memaafkan kesalahan-kesalahan…” (QS. Asy-Syura: 25).
C.     Bukti Kebenaran Asmaul Husna
1.      Al-Muksit  المقسط artinya Yang Maha Pemberi Keadilan
Maknanya adalah Allah Maha  menyebarkan keadilan dan kejujuran. Semua telah diciptakan oleh Allah secara seimbang, ketidak seimbangan sedikit saja akan menjadi bencana bagi manusia dan ciptaan NYA. Allah memberikan kekuatan yang lebih pada sebagian ciptaannya dan kelemahan tertentu serta memberi kekayaan dan kemiskinan kepada sebagian orang dan sebagian yang lainnya,karenakeadilannya.
Allah memperlakukan hamba hamba seadil adilnya tidak ada satu perbuatan yang luput dari perhatian NYA. Semua mendapat ganjaran, baik itu kekeliruan, kesalahan, kezaliman maupun kebaikan.Allah memberikan ganjaran kepada yang zalim dan memberikan ganjaran dari yang di zalimi dengan sebaik baiknya ganjaran, namun dalam melakukan hal itu Allah memberikan ganjaran sebaik baiknya kepada keduanya, hanya Allah yang Maha Adil yang menjadikan keduanya mendapat ganjaran terbaik.
Bukti kebenaran yang terkandung dalam al-muksit. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali imran  3/18, maknanya adalah :
a.       Tidak ada satu mahluk di alam semesta ini yang dapat menyamai keadilan Allah.
b.      Pengadilan allah SWT pasti akan terjadi,  akan menimpa siapa saja.
c.       Manusia akan menerima keadilannya dan keputusan darinya sesuai dengan yang dilakukan

2.      Al Waarits  الوارث  artinya  Yang Maha mewarisi

Allah SWT Mewarisi segala sesuatu yang ia miliki kepada hambanya.  Bukti kebenaran yang terkandung dalam Al-waris Q.S Al-Hijr : 23. Lautan, samudera, tanah tempat kita menginjakkan kaki sehari-hari, bulan, bintang dan masih banyak lagi ciptaan-Nya yang tidak bisa kita hitung. Allah telah mewariskan sebagian dari apa yang Ia ciptakan untuk kita. Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah atau daerah disebutkan dalm QS. Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Qur’an (QS. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi surga (Qs. Maryam 19.19) . Orang-orang yang memandang dengan mata hati senantiasa menyaksikan makna dari ayat-ayat ini dan mendengarkannya. Mereka yakin bahwa kerajaan itu hanya milik Allah sendiri, pada setiap hari, setiap saat, dan setiap detik, karena itulah Dia azali dan abadi. Hal ini dapat dicapai oleh mereka yang memahami hakikat tauhid, dan mengetahui bahwa yang tunggal perbuatannya di langit dan di bumi hanya satu. Berakhlak dengan ism ini mengharuskan kita menjadi warits dari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang saleh, sebab ulama itu adalah pewaris para nabi.

Maknanya adalah :
a.       Bahwa Allah SWT lah yang menciptakan alam semesta, bumi, langit dan seisinya untuk di kelola oleh makhluknya dengan sebaik-baiknya, Q.S Maryam : 40
b.      Manusia harusnya menyadari bahwa semua milik Allah dan semuanya adalah titipan darinya maka manusia tidak boleh bakhil/kikir dan sombong.

3.      An Nafii           النافع  artinya Yang Maha Memberi Manfaat
ALLAH adalah pencipta kebaikan dan pemberi manfaat yang utama bagi hamba NYA. Karunia Allah tertinggi kepada manusia adalah akal, hati nurani dan iman. Kasih sayang Allah seperti kebaikan2 NYA terus menerus diberikan kepada hamba hamba NYA. Jika kita menginginkan sesuatu maka kehendak tersebut tidak akan dapat menghantarkan kepada kita apa yang kita inginkan atau menjadikan kita memiliki kehidupan yang kita kehendaki. Seringkali apa yang kita sukai terlepas dari genggaman kita dan apa ang ktia tidak inginkan malahan mengejar kita. Itulah kehendak Allah yang harus kita syukuri. Allah menciptakan segala sesuatu  untuk memenuhi kebutuhan kita. Hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini. Diantara tumbuh-tumbuhan banyak sekali kasiat yang bermanfaat, sehingga bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita, atas izin-Nya pula seseorang dapat menjadi dokter yang bisa menyembuhkan pasien-pasiennya dan semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan kebesaran Allah swt.

4.      Al Baasith         الباسط     artinya Yang Maha Melapangkan (makhluknya) rezeki
Bahwa Allah SWT lah yang berkuasa untuk mencukupi rezeki / segala kebutuhan hidup dan menentukan segala urusan yang dihadapi mahluknya Q.S Al-Baqarah 245. Allah tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan  hamba-Nya. Ketika kita mendapat suatu musibah, sepertinya kita sudah tak mempunyai kekuatan apa-apa, kita merasa lemah, dan terpuruk, tetapi tanpa kita sadari pada ahirnya kita juga dapat melaluinya, sungguh ini merupakan kebesaran Allah yang melapangkan, hati kita, jiwa kita, dan kesabaran kita.
Makna yang terkandung dalam AL-Basith
a.        Allah SWT tidak terbatas, maka mintalah sama Allah SWT
b.      Allah Melipatgandakan Rezeki & karunia nya bagi mereka yang bersyukur (Q.S Al-Ibrahim :7)

5.      Al Hafizh         الحفيظ   artinya Yang Maha Memelihara
Dari kata dasar hifz artinya menjaga. Bahwa Allah SWT lah yang memelihara, menjaga & mengendalikan semua ciptaannya (Q.S. Yusuf 64) dan (Q.S Al-Anbiya : 82). Tidak ada seorangpun yang dapat menandingi kekuasannya dan mengendalikan segala urusan makhluknya.
Bukti kebenaran Al-Hafizh terdapat dalam surat Al-Baqarah 255. Maknanya adalah
a.       Allah SWT menjaga mahluknya dari kehancuran &kerusakan
b.      Allah SWT mencatat, menghitung & memberi balasan kepada hambanya
c.       Allah SWT menjaga para walinya yang, melindungi dari kemungkinan berbuat dosa.

6.            Al-waliyy                   الولى           (Allah SWT yang maha melindungi)
Maksudnya adalah Allah yang maha melindungi semua mahluknya ciptaanya dari segala ganguan  yang mengancam kehidupannya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 107 Dan Al-Qur’an surat Muhammad : 11
Bukti kebenaran Al-waliyy
a.       Orang yang beriman akan mendapat
1.      perlindungan dari Allah SWT di dunia dan di Akhirat
2.      mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah SWT
3.      mendapat keselamatan dan kemenangan dalam menjalani hidup
4.      mendapat kesuksesan hidup di dunia, sebagai bekal hidup di akhirat.
5.      Kelak di akhirat Orang kafir tidak akan mendapat perlindungan dari Allah SWT
Agar seseorang mukmin dapat meneladani Makna yang terkandung dalam al-waliyy maka dalam seluruh aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip proteksi (saling melindungi) dan mengamankan segala kemungkinan yang menggangu roda kehidupan (dari nafsu dan godaan setan yang terkutuk.

7.      Al-wadud        الودود                      artinya yang maha mengasihi.
Secara istilah allah memiliki sifat yang mengasihi terhadap mahluknya tanpa terkecuali, terhadap siapapun tanpa pilih kasih . Menurut pendapat Az-zujaji, Al-wadud artinya dialah zat yang mengasihi dan yang mencintai hambanya yang shaleh. (Q.S Al-Buruj : 13-14).
Bukti kebenaran Al-wadud
a.       Allah SWT yang memberikan nikmat kepada manusia baik yang tampak maupun tidak nampak
b.      Allah SWT Memuliakan anak keturunan Adam dengan memberikan Akal, hati, dan keistimewaan lainya.
c.       Allah SWT menurunkan Nabi dan Rasul untuk menyelamatkan hidup manusia dari kesesatan hidup.

8.      Ar-rafi                         الرافع                      (Allah Yang Maha Meninggikan)
Secara istilah Ar-Rafi artinya bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan untuk untuk menggankat harkat dan martabat makhluknya pada derajat yang terbaik (sempurna).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Waqiah : 1-3.
                        Bukti kebenaran Ar-rafi
a.       Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu
b.      Allah SWT akan meninggikan tempat manusia,
c.       Bagi mereka yang  senantiasa tawadu dalam menjalani hidup

9.      Al-Mu’izz                                المعز                                               (Allah SWT yang maha memuliakan)
Secara istilah Al-Mu’izz berarti segala kemuliaan hanya milik Allah SWT dan akan di berikan kepada hambanya yang di kehendaki.
Bukti kebenaran Al-Mu’izz
a.       Allah SWT akan memuliakan orang-orang yang jiwanya tenang dan senantiasa mengingat Allah
b.      Orang yang senantiasa mengingat Allah SWT akan dapat mengendalikan nafsunya dan Allah Akan memuliakannya kelak di Akhirat.

10.  Al-‘Affuww                العفو             (Allah SWT yang maha pemaaf)
Maknanya adalah bahwa Allah SWT akan  memaafkan, Al-afw bearti memafkan dosa-dosa  dan tidak membalas orang-orang yang berbuat salah. Menurut Imam Al-Gazali Al-Afuww artinya yang menghapuskan keburukan-keburukan dan mengampuni kekejian

Bukti kebenaran Al-Affuw
a.       Allah SWT Akan memaafkan dosa hambanya karena keterbatasan dan ketidakmampuan hambanya
b.      Allah SWT akan memperlihatkan dosa hambanya dan menutupi sebagian besar dosa hambanya kelak di Akhirat.
Hal tersebut terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 286.


D.    Perilaku Orang yang Mengutamakan Asmaul Husna
Manusia yang sempurna ibadahnya dan kedekatannya kepada Allah adalah orang yang beribadah kepada-Nya dengan semua nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sehingga Asmaul Husna akan menjadi inspirasi dan pengingat bagi setiap hamba untuk beribadah secara ikhsan dan ikhlas. Sebagai arah bagi kita untuk mengamalkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini merupakan perilaku orang yang mengamalkan Asmaul Husna:
  • Seorang yang mengamalkan sifat AL-MUQSITH, [Alloh Yang Maha Mengadili], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan perbuatan yang adil dengan senantiasa mengingat keadilan Alloh. Serta senantiasan memberikan hak adami (rahmah) kepada sesama manusia ataupun makhluk lain tanpa pilih kasih terhadap siapapun walaupun terhadap musuh sekalipun.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-WARITS,[Alloh Yang Maha Mewarisi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan keikhlasan terhadap apa yang diberikan Alloh,selalu mengingat kebesaran Alloh,serta memberikan shadaqah yang berguna yang menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.
  • Seorang yang mengamalkan sifat AN-NAAFI'U, [Alloh Yang Maha Pemberi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mensyukuri segala nikmat Alloh, berbuat hal yang dapat memberikan manfaat kepada sesamanya, serta menjauhkan segala bentuk mafsadat yang dapat menyengsarakan kehidupan manusia.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-BAASITH, [Alloh Yang Maha Melapangkan], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat pemberian Alloh kepada hamba-Nya, memberikan pencerahan hati dan pikiran bagi sesama manusia, dan membantu meringankan segala beban dan rintangan serta hambatan yang mengganggu kehidupan manusia.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-HAFIIDZ, [Alloh Yang Maha Menjaga], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat pertolongan Allog terhadap hamba-Nya dengan keyakinan bahwa Alloh akan selalu menyertai dan menolong hamba-hamba yang isthiqomah dalam menapak jalan kebenaran, serta membebaskan sesama manusia dari segala kemungkinan yang menyesatkan kehidupan-Nya.
  • Seorang yang mengamalkan sifat AL-WALI, [Alloh Yang Maha Melindungi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kekuasaan Alloh yangb tak terbatas dan memohon agar selalu dalam lindungan-Nya.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-WADUUD,Alloh Yang Maha Pengasih], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kasih sayang Alloh terhadap semua makhluk-Nya, dan hanya Allohlah yang paling mengetahui hati hamba-hambanya, menghormati dan menghargai harkat dan martabat manusia dan menjunjung tinngi kehormatan manusia.
  •  Seorang yang mengalkam sifat AR-ROOFI', [Alloh Yang Mha Meninggikan], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kekuasaan Alloh terhadap hamba-Nya, hanya Allohlah yang berhak meninggikan derajat manusia dan Dia pula yang berhak merendahkan-Nya.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-MUI'IZZU, [Alloh Yang Mha Memuliakan], maka dalam setiap lagkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kemuliaan dan keagungan Alloh, serta menjaga harkat dan martabat manusia.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-AFUWW, [Alloh Yang Maha Pemaaf], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat akan harapan ampunan Alloh terhadap hamba-Nya sehingga tidak mudah putus asa. Dan tidak segan meminta maaf kepada orang lain atas kesalahan ataupun kekhilafan yang dilakukan dan senantiasa berusaha untuk mendapatkan ampunan dari Alloh SWT.

E.     Meneladani Sifat Allah dalam 10 Asmaul Husna

·         Al Baasith (Yang Maha Melapangkan makhluknya).
Meneladani Al-basith bearti kita harus melapangkan hati sendiri dengan cara mendekatkan diri dan taat kepada allah, ketika kita ingat dan taat kepada allah maka senantiasa hati kita akan tentram. (Qs Ar-Ra’d 13.28).  selain itu kita juga harus melapangkan hati orang lain, terutama orang yg kita cintai, dengan cara membahagiakannya, sebagaimana contoh, apabila saudara kita membutuhkan bantuan maka bantulah semampu kita. Dan bagaimana bantuan yg kita berikan membuatnya menjadi senang.Al ankabut 29.62.

·         Al Waarist  (yang maha mewarisi)
Yang meneladani sifat ini hendaknya bila memiliki kemampuan agar menyumbangkan warisanya kepada keluarga yang lebih membutuhkan. Kalau ini tidak dapat dilakukanya, maka janganlah warisan menjadikan keluarga berantakkan, dan lebih lagi jangan memakan harta waris yang bukan haknya. Ini merupakan salah satu yang dikecam Allah secara tegas (Qs. Al-Fajr:19). Setelah itu dia dituntut agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang dirinci-Nya ketika menjelaskan siapa dari makhluk-Nya yang wajar menjadi ahli warist syurga (Qs. Al-Mu’minun:1-11)

·         Al-Muizz (yang maha memulyakan mahluk-Nya)            
Kita Sadar bahwa kemulyaan itu milik allah, karnanya jika kita menginginkan kemulyaan, maka untuk meneladani-Nya kita harus taat dan patuh kepadanya, niscaya allah akan menganugrahkan kemulyaan  kepada kita. Selain itu kita juga harus memulyakan orang tua kita karna mereka adalah orang yg paling berjasa dalam hidup kita, memulyakannya dengan berbakti pada kedua orang tua, tidak sesekali menyakitinya apalagi durhaka padanya. Dan janganlah engkau terlena oleh masa-masa kesenangan dan kelapangan ketika semua itu terjadi dengan melupakan Allah didalam kesenangan dan kebahagiaanmu, dengan menjadi sombong karena mengira bahwa dirimu lah penyebab keberhasilan dan keamananmu. Maka Pada saat itu kita harus ingat kepada sahabat iman yang lain, yaitu bersyukur (syukr), karena Allah menyukai orang-orang yang bersyukur.

·         AL-Hafizh ( yang maha memelihara)
Untuk meneladaninya kita harus besyukur kepedaAllah SWT yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan kepada kiata, termasuk di antaranya ia menciptakan hutan juga unuk kepentingan kita, untuk itu kita harus memeliharanya dengan baik dan peduli dengan lingukan, semua yang diciptakan Allah mempunyai kemanfaatan, karena itu kita harus memeliharanya dengan baik.

·         Al-Walii  (yang maha melindungi)
Untuk meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan tidak melindungi dan membela  orang-orang yang salah. Selalu memohon perlindungan dari godaan setan, berani mengatakan tidak untuk mengatakan hal-hal yang tidak baik meskipun menyakitkan diri sendiri maupun orang lain.

·         An-Nafii` (Yang Maha Memberi Manfaat).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif, dan tidak menyia-nyiakannya, jika ita memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka hidup kita akan bermanfaat pula, selain kita menjadi orang yang disiplin, banyak pula orang yang membutuhkan karna kita di pandang sebagai orang yang giat bekerja. Karna sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi yang lainnya. Namun di dalam kesibukan, janganlah sampai melupakan-Nya dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

·         Al Muqsith (Yang Maha Seimbang).
Sifat ini dapat di teladani dengan tidak membeda-bedakan saudara-saudara kita yang miskin dan yang kaya, yang baik dan yang buruk, kita harus menghormati dan menghargai mereka karna kita sama-sama sebagai mahluk Allah yang tidak mungkin

·         Al Waduud          (Yang Maha Mengasihi).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara membagikan rizqi yang kita peroleh kepada orang-orang yang lebih membutuhkannya, seperti mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin. Sebagai wujud rasa bersyukur kita kepada Allah yang telah

·         Ar Raafi`   (Yang Maha Meninggikan makhluknya).
Meneladani sifat Ar-Raafi’ juga dapat di lakukan dengan cara kita membantu memecahkan suatu permasalahan teman yang sedang membutuhkan bantuan kita, agar ia tidak merasa terpuruk, dan sedikit meringankan bebannya, seperti yang sudah di singgung dalam keterangan di atas bahwa manusia tak bisa hidup seniri tanpa orang tang lainnya.

·         Al Afuww   (Yang Maha Mengampuni segala kesalahan).
Untuk meneladani sifat ini dapat di lakukan dengan cara memaafkan kselahan kecil maupun kesalahan besar yang di buat oleh seseorang terhadap diri kita, meskipun kadang  enggan untuk memaafkannya karena kesalahan yang ia perbuat pada kita terlalu buruk tapi tidak ada salahnya jika kita belajar sedikit demi sedikit untuk melupakan kesalahannya dan memikirkan hal-hal yang  positif,  maka lambat laun kita akan terbiasa dengan sifat yang mudah memaafkan.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar,
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha Kuasa di atas segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat yang di berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud kecintaan kita terhadap Allah SWT. Wallahua’lam Bissawab.




DAFTAR PUSTAKA

http://dikset.blogspot.com/2012/08/makalah-asmaul-husna.html



Minggu, 08 September 2013

Makalah Aqidah Akhlak - Asmaul Husna

Diposting oleh Elysian di 02.41 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Allah swt. adalah dzat yang maha perkasa, keperkasaan Allah tiada bandingannya, tidak terbatas dan bersifat kekal. Allah swt. menciptakan alam semesta ini untuk kepentigan umat manusia, dalam menciptakan alam Allah tidak pernah meminta bantuan terhadap mahluk lain, oleh karena itu kita sebagai hamba Allah hendaknya selalu memuliakan-Nya, kemampuan Allah dengan cara selalu mentaati seagala apa yang telah diperintahkan-Nya dan juga menjauhi segala sesuatu yang telah di larang-Nya.
Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari Asmaul Husna yaitu Al-Aziz, Allah memiliki 99 Asma’ul Husna, termasuk di antaranya ialah Al-Gaffar, Al-Basit, An-Nafi’, Ar-Rauf, Al-Barr, Al-Hakim, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, dan seterusnya. Nama-nama tersebut telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa adanya Asmaul Husna sebagai bukti bahwa Allah maha perkasa dan maha bijaksana, untuk itu maka kita wajib mengamalkan Asmaul Husna ke dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Asmaul Husna ?
2.      Jelaskan 10 Asmaul Husna !
3.      Bagaimana cara menunjukkan kebenaran tanda-tanda kebesaran Allah melalui 10 Asmaul Husna (al-Muqsith, al-Waarits, an-Naafi’, al-Baasith, al-Hafiidz, al-Walii, al-Waduud, ar-Raafi’, al-Mu`iz,  al-Afuww)?
4.      Bagaimana perilaku orang yang mengutamakan Asmaul Husna ?
5.      Bagaimana meneladani Asmaul Husna ?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Asmaul Husna
Etimologi Asmaa'ul husna berasal dari kata اسماء jamak dari اسم yang artinya nama-nama sedangkan الحسنى artinya yang baik atau yang indah. Terminologi Asma'ul Husna adalah nama nama milik Allah   yang baik lagi indah. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah, sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya.
Sejak dulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan nama-nama ini, karena nama-nama Allah adalah alamat kepada yang mesti kita ibadahi dengan sebenarnya. Meskipun timbul perbedaan pendapat tentang arti, makna, dan penafsirannya akan tetapi yang jelas adalah kita tidak boleh  dalam mempergunakan atau menyebut nama-nama Allah.
Selain perbedaaan dalam mengartikan dan menafsirkan suatu nama terdapat pula perbedaan jumlah nama, ada yang menyebut 99, 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Allah swt yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad saw.
Seluruh nama Allah bersifat Taufiqiyah, yaitu tidak ada ruang sedikitpun bagi akal untuk menentukannya. Akal kita tidak mungkin sampai pada segala sesuatu yang menyangkut hak Allah seperti dalam masalah nama-nama-Nya. Para ulama berpendapat bahwa kebenaran adalah ketetapan dengan kebenaran yang lain. Dengan cara ini, umat Muslim tidak akan mudah menulis "Allah adalah ..." karena tiada satupun yang dapat disetarakan dengan Allah.
Berikut adalah beberapa dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadis tentang Asmaul Husna:
1.      "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang baik)." - (Al-Quran, Surat Thaa-Haa: 8) 
2.      Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia memiliki al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu" - (Al-Quran.Surah Al Israa ': 110)
3.      Dari Abu Huraira R.A.: Nabi saw. bersabda: "Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil [esa] dan Dia menyukai [jumlah] yang ganjil." - Sahih Bukhari
Dan dijelaskan dalam sebuah hadist yang artinya :
1.      Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama yaitu 100 dikurangi 1 (satu) barang siapa menghafalkannya akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu witir (tidak genap). Dia menyukai witir itu (HR. Baihaqi)"
2.      Menurut Abdullah Sani dalam bukunya Asmaul Husna 76 nama dari Asmaul Husna terdapat dalam Al Quran, sedang 23 lainnya terdapat dalam hadist.

Menurut Islam, seorang muslim tidak akan diberi nama menyerupai nama Allah dalam bentuk yang sama-misalnya Al Malik, tetapi bisa disebut Malik. Namun nama / sifat Allah bisa digabungkan dengan kata "Abdul -" yang berarti hamba (contohnya. - kepada Allah) dan biasa digunakan sebagai nama orang untuk orang Muslim. Misalnya 'Abdul ar-Rahman ("hamba kepada Tuhan Yang Maha Pengasih").

B.     Menguraikan 10 Asmaul Husna
Menurut bahasa, asma’ul husna berarti nama-nama yang baik, sedangkan menurut istilah berarti nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-Nya. Di dalam al-Qur’an nama-nama yang baik dijelaskan pada Qs. Al-A’raf/7: 180 sebagai berikut :

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al-A’raf/7: 180)
Nama-nama indah (Asmaul Husna) yang berjumlah 99 menurut hitungan ulama Sunni, dapat dirangkai secara kronologis begitu indah ibarat seuntai tasbih. Dimulai dengan lafadz al-jalalah, Allah, dengan angka 0 (nol), yang di anggap angka kesempurnaan, disusul dengan al-Rahman, al-Rahim dan seterusnya sampai angka ke 99, al-Sabur. Dan kembali lagi ke angka nol, Allah (al-jalalah), atau kembali lagi ke pembatas besar dalam untaian tasbih, symbol angka nol berupa cyrcle, bermula dan berakhir pada stu titik, atau menurut istilah Al-Qur’an: Inna li Allah wa inna ilaihi raji’un,(kita berasal dari tuhan dan akan kembali kepada-Nya).
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Asmaul Husna Allah SWT berjumlah 99 nama. Sebagian dari Asmaul Husna tersebut termasuk kedalam sifat wajib Allah, yakni sifat-sifat dan  pasti dimiliki Allah SWT. Mengenai jumlah Asmaul Husna Rasulullah SAW bersabda; Artinya:” Sesunnguhnya Allah itu mempunyai Sembilan puluh Sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalkannya dengan meyakini akan kebenarannya maka ia masuk syurga, sesungguhnya Allah itu maha ganjil tidak genap dan senang sekali sesuatu yang ganjil. (HR. Ibnu Majah).
Kembali lagi ke pembahasan awal, yakni menguraikan sifat Allah dalam Asmaul Husna (Al Muqsith, An Nafii`, Al Waarist, Ar Raafi`, Al Baasith, Al Hafizh,  Al Waduud, Al Waalii, Al Mu`izz,  Al Afuww). Untuk lebih jelasnya saya akan menguraikan sebagai berikut;
1)      Al Muqsith             المقسط    Yang Maha Seimbang.
Allah tidak pernah memberatkan satu pihak dengan pihak yang lain, dan Allah tidak meringankan satu pihak dengan pihak yang lain, kaya dan miskin, kedudukan raja dan budak, semuanya di Anggap sama.
2)      An Nafii`               النافع      Yang Maha Memberi Manfaat.
Dikatakan bahwa Dialah yang memberi Manfaat, Allah menciptakan apa-apa yang ada di bumi ini untuk memberikan manfaat kepada mahluknya.
3)      Al Waarits             الوارث   Yang Maha Pewaris.
Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah/daerah (QS, Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Qur’an (Qs. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi syurga (Qs. Maryam 19.19) .
4)      Ar Raafi`               الرافع     Yang Maha Meninggikan (makhluknya).
Walaupun kita sudah jatuh, Ia dapat membangkitkan kita kembali, walaupun sudah mencapai titik rendah, Ia bisa meninggikan kembali. Karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah untuk dapat melakukannya.
5)      Al Baasith              الباسط    Yang Maha Melapangkan (makhluknya).
Ketika kita dihadapkan dengan permasalahan hidup seakan-akan hari-hari yang kita hadapi cukup lama, ketika kita mendapatkan musibah seakan-akan kita pesimis untuk dapat melaluinya dan enngan mengikhlaskannya. Tapi ketika kita sadar, Dialah (Allah)  yang maha melapangkan segala-galanya, Dalah yang melapangkan jiwa kita, yang membesarkan hati kita dan meningkatkan kesadaran kita. Karena Allah Maha Pengasih lagi penyayang hamba-Nya.
6)      Al Hafizh               الحفيظ    Yang Maha Memelihara.
Begitu besar-Nya ia,  sehingga segala sesuatu dapat dipelihara-Nya, tanpa pilih kasih, manusia yang kecil, yang sempit wawasannya tidak bisa mengasihi setiap orang. Manusia juga tidak bisa disebut sang pemelihara. Paling banter, kita hanya memelihara keluarga kita sendiri dan itupun karena kehendak-Nya. Tanpa rahmat-Nya kita tidak dapat melakukan apapun. Sebagai pemelihara dan melestarikan sifat-sifat bijak kita. Ia memberikan kepada fisik kita, ia pula yang memenuhi kebutuhan rohani kita. Pada saat melemah Ia lah sumber kekuatan, karena Ia adalah yang memberi kekuatan (al-Muqit).
7)      Al Waduud            الودود     Yang Maha Mengasihi.
Imam Al-Ghazali berkata, bahwasanya kata Wadud itu lebih mendekati makna rahmat, tetapi  rahmat  menyandarkan kebaikan kepada orang yang dikasihani, sedangkan orang yang dikasihani ialah orang yang membutuhkan dan orang yang kesulitan. Perbuatan Ar-Rahim itu mensyaratkan orang yang dikasihani itu lemah, sedangkan perbuatan Al-Wadud  itu tidak demikian. Sebab, rahmat yang diberikan Allah kepada siapa yang dikehenndaki-Nya, termasuk di dalamnya orang mukmin, orang durhaka, orang kuat dan orang lemah. Tetapi kasih sayang-Nya khusus bagi orang-orang mukmin, sebab mereka adalah orang-orang yang dikasihi oleh Allah dan merekalah orang-orang yang khusus mendapatkan kasih saayang-Nya sebagai tambahan dari rahmat yang telah mereka peroleh.
8)      Al Walii                 الولي      Al-Waliy  Yang Maha Melindungi
Sahabat-sahabat kita di dunia ini tidaklah bisa melindungi kita, hari ini melindungi besok tidak, hari ini sahabat, bisa jadi besok berubah menjadi musuh, bahkan ketika ada suatu bencana pun mereka tak mampu menolong kita, Mereka bukanlah sahabat sejati kita, mereka hanyalah teman bagi kita, karena hanya Allah lah yang bisa melindungi kita kapan pun dan dimanapun, karena erlindungan-Nya tak terbatas oleh ruang dan waktu.
9)      Al Mu`izz               المعز      Yang Maha Memuliakan (makhluk-Nya).
Dikatakan bahwa Al-Mu’izz  itu adalah Dzat yang memberikan kemuliaan kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, sedangkan Al-Mudzill itu ialah Dzat yang menundukkan orang yang dikehendaki-Nya dengan jalan menghinakannya. Namun jangan lupa di balik penarikannya kembali itupun terdapat kemurahan Allah, Ia ingin meningkatkan kesadaran kita dan merendahkan derajat kita  itu merupakan sarana untuk mencapai apa yang di inginkan-Nya. Hanya kesadarn yang bisa menyelamatkan kita, dan Ia ingin kita selamat, makadari itu janagn pernah meragukan kebijakan-Nya, apapun di lakukan oleh-Nya untuk membuat kita sadar. Karena Ia maha Memuliakan (mahluk-Nya).
10)    Al- Afuww           العفو     Yang Maha Pemaaf.
Al Afuww ialah Dzat yang menghapuskan segala kejahatan dan memaafkan orang-orang yang telah berbuat maksiat. Kata al-Afuww  ini mendekati makna Al-Ghafur, tetapi ia lebih sempurna. Sebab, Al-Ghafur itu adalah as-sitr (merahasiakan), sedangkan Al-Afuww itu adalah al-mahwu (menghapuskan).
Dikatakan bahwa para malaikat yang ditugasi untuk mencatat amal perbuatan manusia menghaturkan catatan amal-amalnya pada hari kiamat, lalu mereka lihat sebagian besar lembaran amal itu telah terhapus, padahal mereka mengetahui apa isinya. Maka sadarlah mereka bahwa Allah telah menghendaki kebaikan buat orang itu. Firman Allah: “Dan Dialah yang menerinza tobat dari hamba-hamba-Nya dan  memaafkan kesalahan-kesalahan…” (QS. Asy-Syura: 25).
C.     Bukti Kebenaran Asmaul Husna
1.      Al-Muksit  المقسط artinya Yang Maha Pemberi Keadilan
Maknanya adalah Allah Maha  menyebarkan keadilan dan kejujuran. Semua telah diciptakan oleh Allah secara seimbang, ketidak seimbangan sedikit saja akan menjadi bencana bagi manusia dan ciptaan NYA. Allah memberikan kekuatan yang lebih pada sebagian ciptaannya dan kelemahan tertentu serta memberi kekayaan dan kemiskinan kepada sebagian orang dan sebagian yang lainnya,karenakeadilannya.
Allah memperlakukan hamba hamba seadil adilnya tidak ada satu perbuatan yang luput dari perhatian NYA. Semua mendapat ganjaran, baik itu kekeliruan, kesalahan, kezaliman maupun kebaikan.Allah memberikan ganjaran kepada yang zalim dan memberikan ganjaran dari yang di zalimi dengan sebaik baiknya ganjaran, namun dalam melakukan hal itu Allah memberikan ganjaran sebaik baiknya kepada keduanya, hanya Allah yang Maha Adil yang menjadikan keduanya mendapat ganjaran terbaik.
Bukti kebenaran yang terkandung dalam al-muksit. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali imran  3/18, maknanya adalah :
a.       Tidak ada satu mahluk di alam semesta ini yang dapat menyamai keadilan Allah.
b.      Pengadilan allah SWT pasti akan terjadi,  akan menimpa siapa saja.
c.       Manusia akan menerima keadilannya dan keputusan darinya sesuai dengan yang dilakukan

2.      Al Waarits  الوارث  artinya  Yang Maha mewarisi

Allah SWT Mewarisi segala sesuatu yang ia miliki kepada hambanya.  Bukti kebenaran yang terkandung dalam Al-waris Q.S Al-Hijr : 23. Lautan, samudera, tanah tempat kita menginjakkan kaki sehari-hari, bulan, bintang dan masih banyak lagi ciptaan-Nya yang tidak bisa kita hitung. Allah telah mewariskan sebagian dari apa yang Ia ciptakan untuk kita. Dalam kehidupan manusia Allah tidak hanya mewarisi harta, tanah atau daerah disebutkan dalm QS. Al-Ahzab 33.27) tapi juga Al-Qur’an (QS. Al-Fatir 35.32) bahkan atas izin-Nya seseorang dapat mewarisi ilmu (An-Naml 27.16) yang penting adalah mewarisi surga (Qs. Maryam 19.19) . Orang-orang yang memandang dengan mata hati senantiasa menyaksikan makna dari ayat-ayat ini dan mendengarkannya. Mereka yakin bahwa kerajaan itu hanya milik Allah sendiri, pada setiap hari, setiap saat, dan setiap detik, karena itulah Dia azali dan abadi. Hal ini dapat dicapai oleh mereka yang memahami hakikat tauhid, dan mengetahui bahwa yang tunggal perbuatannya di langit dan di bumi hanya satu. Berakhlak dengan ism ini mengharuskan kita menjadi warits dari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang saleh, sebab ulama itu adalah pewaris para nabi.

Maknanya adalah :
a.       Bahwa Allah SWT lah yang menciptakan alam semesta, bumi, langit dan seisinya untuk di kelola oleh makhluknya dengan sebaik-baiknya, Q.S Maryam : 40
b.      Manusia harusnya menyadari bahwa semua milik Allah dan semuanya adalah titipan darinya maka manusia tidak boleh bakhil/kikir dan sombong.

3.      An Nafii           النافع  artinya Yang Maha Memberi Manfaat
ALLAH adalah pencipta kebaikan dan pemberi manfaat yang utama bagi hamba NYA. Karunia Allah tertinggi kepada manusia adalah akal, hati nurani dan iman. Kasih sayang Allah seperti kebaikan2 NYA terus menerus diberikan kepada hamba hamba NYA. Jika kita menginginkan sesuatu maka kehendak tersebut tidak akan dapat menghantarkan kepada kita apa yang kita inginkan atau menjadikan kita memiliki kehidupan yang kita kehendaki. Seringkali apa yang kita sukai terlepas dari genggaman kita dan apa ang ktia tidak inginkan malahan mengejar kita. Itulah kehendak Allah yang harus kita syukuri. Allah menciptakan segala sesuatu  untuk memenuhi kebutuhan kita. Hewan, tumbuh-tumbuhan, bahkan seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini. Diantara tumbuh-tumbuhan banyak sekali kasiat yang bermanfaat, sehingga bisa dijadikan obat untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita, atas izin-Nya pula seseorang dapat menjadi dokter yang bisa menyembuhkan pasien-pasiennya dan semua itu tidak akan terjadi kecuali dengan kebesaran Allah swt.

4.      Al Baasith         الباسط     artinya Yang Maha Melapangkan (makhluknya) rezeki
Bahwa Allah SWT lah yang berkuasa untuk mencukupi rezeki / segala kebutuhan hidup dan menentukan segala urusan yang dihadapi mahluknya Q.S Al-Baqarah 245. Allah tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan  hamba-Nya. Ketika kita mendapat suatu musibah, sepertinya kita sudah tak mempunyai kekuatan apa-apa, kita merasa lemah, dan terpuruk, tetapi tanpa kita sadari pada ahirnya kita juga dapat melaluinya, sungguh ini merupakan kebesaran Allah yang melapangkan, hati kita, jiwa kita, dan kesabaran kita.
Makna yang terkandung dalam AL-Basith
a.        Allah SWT tidak terbatas, maka mintalah sama Allah SWT
b.      Allah Melipatgandakan Rezeki & karunia nya bagi mereka yang bersyukur (Q.S Al-Ibrahim :7)

5.      Al Hafizh         الحفيظ   artinya Yang Maha Memelihara
Dari kata dasar hifz artinya menjaga. Bahwa Allah SWT lah yang memelihara, menjaga & mengendalikan semua ciptaannya (Q.S. Yusuf 64) dan (Q.S Al-Anbiya : 82). Tidak ada seorangpun yang dapat menandingi kekuasannya dan mengendalikan segala urusan makhluknya.
Bukti kebenaran Al-Hafizh terdapat dalam surat Al-Baqarah 255. Maknanya adalah
a.       Allah SWT menjaga mahluknya dari kehancuran &kerusakan
b.      Allah SWT mencatat, menghitung & memberi balasan kepada hambanya
c.       Allah SWT menjaga para walinya yang, melindungi dari kemungkinan berbuat dosa.

6.            Al-waliyy                   الولى           (Allah SWT yang maha melindungi)
Maksudnya adalah Allah yang maha melindungi semua mahluknya ciptaanya dari segala ganguan  yang mengancam kehidupannya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 107 Dan Al-Qur’an surat Muhammad : 11
Bukti kebenaran Al-waliyy
a.       Orang yang beriman akan mendapat
1.      perlindungan dari Allah SWT di dunia dan di Akhirat
2.      mendapat rahmat dan pertolongan dari Allah SWT
3.      mendapat keselamatan dan kemenangan dalam menjalani hidup
4.      mendapat kesuksesan hidup di dunia, sebagai bekal hidup di akhirat.
5.      Kelak di akhirat Orang kafir tidak akan mendapat perlindungan dari Allah SWT
Agar seseorang mukmin dapat meneladani Makna yang terkandung dalam al-waliyy maka dalam seluruh aspek kehidupannya harus menerapkan prinsip proteksi (saling melindungi) dan mengamankan segala kemungkinan yang menggangu roda kehidupan (dari nafsu dan godaan setan yang terkutuk.

7.      Al-wadud        الودود                      artinya yang maha mengasihi.
Secara istilah allah memiliki sifat yang mengasihi terhadap mahluknya tanpa terkecuali, terhadap siapapun tanpa pilih kasih . Menurut pendapat Az-zujaji, Al-wadud artinya dialah zat yang mengasihi dan yang mencintai hambanya yang shaleh. (Q.S Al-Buruj : 13-14).
Bukti kebenaran Al-wadud
a.       Allah SWT yang memberikan nikmat kepada manusia baik yang tampak maupun tidak nampak
b.      Allah SWT Memuliakan anak keturunan Adam dengan memberikan Akal, hati, dan keistimewaan lainya.
c.       Allah SWT menurunkan Nabi dan Rasul untuk menyelamatkan hidup manusia dari kesesatan hidup.

8.      Ar-rafi                         الرافع                      (Allah Yang Maha Meninggikan)
Secara istilah Ar-Rafi artinya bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan untuk untuk menggankat harkat dan martabat makhluknya pada derajat yang terbaik (sempurna).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Waqiah : 1-3.
                        Bukti kebenaran Ar-rafi
a.       Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu
b.      Allah SWT akan meninggikan tempat manusia,
c.       Bagi mereka yang  senantiasa tawadu dalam menjalani hidup

9.      Al-Mu’izz                                المعز                                               (Allah SWT yang maha memuliakan)
Secara istilah Al-Mu’izz berarti segala kemuliaan hanya milik Allah SWT dan akan di berikan kepada hambanya yang di kehendaki.
Bukti kebenaran Al-Mu’izz
a.       Allah SWT akan memuliakan orang-orang yang jiwanya tenang dan senantiasa mengingat Allah
b.      Orang yang senantiasa mengingat Allah SWT akan dapat mengendalikan nafsunya dan Allah Akan memuliakannya kelak di Akhirat.

10.  Al-‘Affuww                العفو             (Allah SWT yang maha pemaaf)
Maknanya adalah bahwa Allah SWT akan  memaafkan, Al-afw bearti memafkan dosa-dosa  dan tidak membalas orang-orang yang berbuat salah. Menurut Imam Al-Gazali Al-Afuww artinya yang menghapuskan keburukan-keburukan dan mengampuni kekejian

Bukti kebenaran Al-Affuw
a.       Allah SWT Akan memaafkan dosa hambanya karena keterbatasan dan ketidakmampuan hambanya
b.      Allah SWT akan memperlihatkan dosa hambanya dan menutupi sebagian besar dosa hambanya kelak di Akhirat.
Hal tersebut terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 286.


D.    Perilaku Orang yang Mengutamakan Asmaul Husna
Manusia yang sempurna ibadahnya dan kedekatannya kepada Allah adalah orang yang beribadah kepada-Nya dengan semua nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Sehingga Asmaul Husna akan menjadi inspirasi dan pengingat bagi setiap hamba untuk beribadah secara ikhsan dan ikhlas. Sebagai arah bagi kita untuk mengamalkan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini merupakan perilaku orang yang mengamalkan Asmaul Husna:
  • Seorang yang mengamalkan sifat AL-MUQSITH, [Alloh Yang Maha Mengadili], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan perbuatan yang adil dengan senantiasa mengingat keadilan Alloh. Serta senantiasan memberikan hak adami (rahmah) kepada sesama manusia ataupun makhluk lain tanpa pilih kasih terhadap siapapun walaupun terhadap musuh sekalipun.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-WARITS,[Alloh Yang Maha Mewarisi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan keikhlasan terhadap apa yang diberikan Alloh,selalu mengingat kebesaran Alloh,serta memberikan shadaqah yang berguna yang menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.
  • Seorang yang mengamalkan sifat AN-NAAFI'U, [Alloh Yang Maha Pemberi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mensyukuri segala nikmat Alloh, berbuat hal yang dapat memberikan manfaat kepada sesamanya, serta menjauhkan segala bentuk mafsadat yang dapat menyengsarakan kehidupan manusia.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-BAASITH, [Alloh Yang Maha Melapangkan], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat pemberian Alloh kepada hamba-Nya, memberikan pencerahan hati dan pikiran bagi sesama manusia, dan membantu meringankan segala beban dan rintangan serta hambatan yang mengganggu kehidupan manusia.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-HAFIIDZ, [Alloh Yang Maha Menjaga], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat pertolongan Allog terhadap hamba-Nya dengan keyakinan bahwa Alloh akan selalu menyertai dan menolong hamba-hamba yang isthiqomah dalam menapak jalan kebenaran, serta membebaskan sesama manusia dari segala kemungkinan yang menyesatkan kehidupan-Nya.
  • Seorang yang mengamalkan sifat AL-WALI, [Alloh Yang Maha Melindungi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kekuasaan Alloh yangb tak terbatas dan memohon agar selalu dalam lindungan-Nya.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-WADUUD,Alloh Yang Maha Pengasih], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kasih sayang Alloh terhadap semua makhluk-Nya, dan hanya Allohlah yang paling mengetahui hati hamba-hambanya, menghormati dan menghargai harkat dan martabat manusia dan menjunjung tinngi kehormatan manusia.
  •  Seorang yang mengalkam sifat AR-ROOFI', [Alloh Yang Mha Meninggikan], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kekuasaan Alloh terhadap hamba-Nya, hanya Allohlah yang berhak meninggikan derajat manusia dan Dia pula yang berhak merendahkan-Nya.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-MUI'IZZU, [Alloh Yang Mha Memuliakan], maka dalam setiap lagkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat kemuliaan dan keagungan Alloh, serta menjaga harkat dan martabat manusia.
  •  Seorang yang mengamalkan sifat AL-AFUWW, [Alloh Yang Maha Pemaaf], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu mengingat akan harapan ampunan Alloh terhadap hamba-Nya sehingga tidak mudah putus asa. Dan tidak segan meminta maaf kepada orang lain atas kesalahan ataupun kekhilafan yang dilakukan dan senantiasa berusaha untuk mendapatkan ampunan dari Alloh SWT.

E.     Meneladani Sifat Allah dalam 10 Asmaul Husna

·         Al Baasith (Yang Maha Melapangkan makhluknya).
Meneladani Al-basith bearti kita harus melapangkan hati sendiri dengan cara mendekatkan diri dan taat kepada allah, ketika kita ingat dan taat kepada allah maka senantiasa hati kita akan tentram. (Qs Ar-Ra’d 13.28).  selain itu kita juga harus melapangkan hati orang lain, terutama orang yg kita cintai, dengan cara membahagiakannya, sebagaimana contoh, apabila saudara kita membutuhkan bantuan maka bantulah semampu kita. Dan bagaimana bantuan yg kita berikan membuatnya menjadi senang.Al ankabut 29.62.

·         Al Waarist  (yang maha mewarisi)
Yang meneladani sifat ini hendaknya bila memiliki kemampuan agar menyumbangkan warisanya kepada keluarga yang lebih membutuhkan. Kalau ini tidak dapat dilakukanya, maka janganlah warisan menjadikan keluarga berantakkan, dan lebih lagi jangan memakan harta waris yang bukan haknya. Ini merupakan salah satu yang dikecam Allah secara tegas (Qs. Al-Fajr:19). Setelah itu dia dituntut agar menghiasi diri dengan sifat-sifat yang dirinci-Nya ketika menjelaskan siapa dari makhluk-Nya yang wajar menjadi ahli warist syurga (Qs. Al-Mu’minun:1-11)

·         Al-Muizz (yang maha memulyakan mahluk-Nya)            
Kita Sadar bahwa kemulyaan itu milik allah, karnanya jika kita menginginkan kemulyaan, maka untuk meneladani-Nya kita harus taat dan patuh kepadanya, niscaya allah akan menganugrahkan kemulyaan  kepada kita. Selain itu kita juga harus memulyakan orang tua kita karna mereka adalah orang yg paling berjasa dalam hidup kita, memulyakannya dengan berbakti pada kedua orang tua, tidak sesekali menyakitinya apalagi durhaka padanya. Dan janganlah engkau terlena oleh masa-masa kesenangan dan kelapangan ketika semua itu terjadi dengan melupakan Allah didalam kesenangan dan kebahagiaanmu, dengan menjadi sombong karena mengira bahwa dirimu lah penyebab keberhasilan dan keamananmu. Maka Pada saat itu kita harus ingat kepada sahabat iman yang lain, yaitu bersyukur (syukr), karena Allah menyukai orang-orang yang bersyukur.

·         AL-Hafizh ( yang maha memelihara)
Untuk meneladaninya kita harus besyukur kepedaAllah SWT yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan kepada kiata, termasuk di antaranya ia menciptakan hutan juga unuk kepentingan kita, untuk itu kita harus memeliharanya dengan baik dan peduli dengan lingukan, semua yang diciptakan Allah mempunyai kemanfaatan, karena itu kita harus memeliharanya dengan baik.

·         Al-Walii  (yang maha melindungi)
Untuk meneladani sifat ini dapat dilakukan dengan tidak melindungi dan membela  orang-orang yang salah. Selalu memohon perlindungan dari godaan setan, berani mengatakan tidak untuk mengatakan hal-hal yang tidak baik meskipun menyakitkan diri sendiri maupun orang lain.

·         An-Nafii` (Yang Maha Memberi Manfaat).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara menggunakan waktu kita dengan efektif, dan tidak menyia-nyiakannya, jika ita memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin maka hidup kita akan bermanfaat pula, selain kita menjadi orang yang disiplin, banyak pula orang yang membutuhkan karna kita di pandang sebagai orang yang giat bekerja. Karna sebaik-baiknya manusia adalah bermanfaat bagi yang lainnya. Namun di dalam kesibukan, janganlah sampai melupakan-Nya dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

·         Al Muqsith (Yang Maha Seimbang).
Sifat ini dapat di teladani dengan tidak membeda-bedakan saudara-saudara kita yang miskin dan yang kaya, yang baik dan yang buruk, kita harus menghormati dan menghargai mereka karna kita sama-sama sebagai mahluk Allah yang tidak mungkin

·         Al Waduud          (Yang Maha Mengasihi).
Sifat ini dapat di teladani dengan cara membagikan rizqi yang kita peroleh kepada orang-orang yang lebih membutuhkannya, seperti mengasihi anak yatim dan menyantuni fakir miskin. Sebagai wujud rasa bersyukur kita kepada Allah yang telah

·         Ar Raafi`   (Yang Maha Meninggikan makhluknya).
Meneladani sifat Ar-Raafi’ juga dapat di lakukan dengan cara kita membantu memecahkan suatu permasalahan teman yang sedang membutuhkan bantuan kita, agar ia tidak merasa terpuruk, dan sedikit meringankan bebannya, seperti yang sudah di singgung dalam keterangan di atas bahwa manusia tak bisa hidup seniri tanpa orang tang lainnya.

·         Al Afuww   (Yang Maha Mengampuni segala kesalahan).
Untuk meneladani sifat ini dapat di lakukan dengan cara memaafkan kselahan kecil maupun kesalahan besar yang di buat oleh seseorang terhadap diri kita, meskipun kadang  enggan untuk memaafkannya karena kesalahan yang ia perbuat pada kita terlalu buruk tapi tidak ada salahnya jika kita belajar sedikit demi sedikit untuk melupakan kesalahannya dan memikirkan hal-hal yang  positif,  maka lambat laun kita akan terbiasa dengan sifat yang mudah memaafkan.











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Allah memiliki 99 nama yang indah atau lebih terkenal dengan sebutan Al-Asma-ul-Husna. Nama-nama tersebut merupakan cerminan dari perilaku Allah terhadap Hambanya. Karena itu, jika nama-nama tersebut kita sebut sebagai suatu permohonan, niscaya akan mempunyai pengaruh yang sangat besar,
Anjuran untuk berdoa menggunakan Asmaul Husna telah tercermin dalam firman Allah: “Hanya milik Allah Asma-Ul Husna, maka berdoalah kepadaNya dengan menyebut Asma-Ul Husna, dan tinggalkan orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Surat Al-A’rof Ayat 180).
Dalam Sifat Asmaul Husna-Nya Ia telah menujukan kebesaran-kebesaran yang masuk akal hingga yang tidak masuk akal, semuanya dapat di kehendaki oleh-Nya karena Allah Maha Kuasa di atas segala-galanya di jagat raya ini, begitu banyak kemurahan dan nikmat yang di berikan kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu, Semua Ia berikan, karena Allah adalah Dzat yang Maha Pengasih, Maha Pemurah lagi maha Memelihara.
Oleh karena itu sebagai hamba Allah yang taat dan patuh senantiasa akan mengamalkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta meneladaninya sebagai wujud kecintaan kita terhadap Allah SWT. Wallahua’lam Bissawab.




DAFTAR PUSTAKA

http://dikset.blogspot.com/2012/08/makalah-asmaul-husna.html



 

Coretan Gadis Buta Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea