KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Pertama-tama
kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa
Nasionalisme Pelajar ” sebagai
analisis untuk mengetahui pengaruh tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar.
Shalawat
serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan menuju
alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta kasih
terhadap sesama umat.
Kami
menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan
selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini,
diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Kuala Kapuas ,
5 November 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………...…………………………………...……i
DAFTAR ISI ……………...……………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN .......……....………………...………………1
A.
Latar Belakang Masalah ...................………………………...1
B.
Rumusan Masalah ................…………………………..2
C.
Ruang Lingkup Masalah ……………………………..3
D.
Tujuan ...........................……...……………………………3
E.
Manfaat ..................................................................................3
F.
Metode Penulisan ......................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................5
A.
Pengertian Tawuran Pelajar ……..………………………5
B.
Pengertian Nasionalisme ................................................……..6
C.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar ..........7
D.
Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar ............................................................................................12
E.
Dampak Tawuran Pelajar ........................................................14
F.
Cara Mengatasi Tawuran Pelajar ............................................14
BAB III KESIMPULAN ……..........………………………………..17
A.
Kesimpulan …………......……………………..….…...17
B. Saran ........……..……......……………….……...18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….…...19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tawuran
yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar sekolah
yang seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing
lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai
bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja. Seperti tawuran di Jalan
Mataram Kebayoran Baru Jakarta Selatan tanggal 19 April 2012, korban Guntur
(17) dan Muhaji Adenan (16). Tawuran di Jalan Mahakam (Bundaran Bulungan) Blok
M Plaza Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tanggal 24 September 2012, antara SMAN
70 dan SMAN 6, korban Alawi Yusianto siswa SMAN 6 meninggal dunia, Ramdan Dimas
siswa SMAN 6, dan Diaz Fahlevi siswa SMAN 6 dengan tersangka pembacokan Fitra
Rahmadhani. Tawuran di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu
siang tanggal 26 September 2012, antara SMA Yayasan Karya 66 dan SMK Kartika
Zeni, korban Deny Yanuar, siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66 (Yake),
tersangka pembacokan AD, siswa STM Kartika Zeni, serta E dan G yang juga siswa
STM Kartika Zeni. Tawuran di Jalan Komodor, Halim Perdana Kusuma, Jakarta
Timur, Susilo, 15 tahun, murid kelas X SMK Mahardhika, diserang dua pelajar
SMK.
Kekerasan
sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh
para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar
pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis.
Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam
perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang
tidak terlibat secara langsung.
Rasa
nasionalisme pelajar kita sudah mulai luntur. Tawuran pelajar sudah dianggap
sebagai jalan terbaik untuk memutuskan suatu perkara. Memang tak semua pelajar
melakukan aksi tawuran, tapi dengan maraknya aksi tawuran ini seolah-olah
bangsa kita tidak memiliki pemuda-pemuda terbaiknya yang akan membangun bangsa
menjadi bangsa yang maju, dan seolah-olah momentum sumpah pemuda yang baru saja
kita peringati hanya sebatas sejarah yang tidak kita ambil pelajaran darinya.
Padahal pelajar yang merupakan tulang punggung bangsa adalah harapan dan
cerminan bangsa kita kedepannya. Jika banyak pelajar kita yang tawuran, mau di
bawa kemana negara kita ini ?
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang maka rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah
faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya tawuran antar pelajar ?
2.
Apakah pengaruh
tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar ?
3.
Apakah dampak
dari tawuran pelajar ?
4.
Bagaimana cara
mengatasi tawuran antar pelajar ?
C.
Ruang Lingkup
Masalah
Masalah tawuran dan nasionalisme sangatlah luas dan kompleks. Agar
pembahasan lebih terarah, karya tulis ini hanya membahas pengaruh tawuran
pelajar pada rasa nasionalisme pelajar.
D.
Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memperoleh informasi
tentang :
1.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi maraknya tawuran antar pelajar di Indonesia.
2.
Pengaruh
tawuran pelajar dengan rasa nasionalisme pelajar Indonesia
3.
Dampak tawuran
pelajar
4.
Cara mengatasi
tawuran antar pelajar
E.
Manfaat
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1.
Memberikan
sumbangan pemikiran dalam rangka mencegah maraknya tawuran antar pelajar.
2.
Memberikan
gambaran tentang rasa nasionalisme pelajar Indonesia yang penulis anggap sudah
mulai menurun sehingga para pelajar tergugah untuk membangkitkan rasa
nasionalisme mereka untuk membangun bangsa.
F.
Metode
Penulisan
Cara yang digunakan pada penulisan karya tulis ini adalah :
1.
Metode Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca beberapa artikel yang berkaitan
dengan penulisan karya tulis ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tawuran Pelajar
Dalam
kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi
banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga
pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok
orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar
Secara
psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai
salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja,
dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu
situasional dan sistematik.
1.
Delikuensi
situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan”
mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan
untuk memecahkan masalah secara cepat.
2.
Delikuensi
sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu
organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu
yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh
kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung
membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja
bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.
B.
Pengertian
Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan
dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris
"nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Secara etimologi, nasionalisme
berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung
makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai
bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa,
memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan
saudara setanah air, sebangsa dan senegara, dan persatuan dan kesatuan. Menurut
Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok
bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan
cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap
kelompok bangsanya. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang
menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan
suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang
harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu
sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan
segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan
negara dan bangsa.
Ada 2 (dua) macam nasionalisme :
Ada 2 (dua) macam nasionalisme :
1.
Nasionalisme
dalam arti sempit : paham kebangsaan yang berlebihan dengan memandang bangsa
sendiri lebih tinggi (unggul) dari bangsa lain. Paham ini sering disebut dengan
istilah “Chauvinisme”. Chauvinisme pernah dianut di Italia (masa Bennito Mussolini);
Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Adolf Hitler).
2.
Nasionalisme
dalam arti luas : paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu
terhadap bangsa dan tanah airnya dengan memandang bangsanya itu merupakan
bagian dari bangsa lain di dunia. Nasionalisme arti luas mengandung
prinsip-prinsip : kebersamaan; persatuan dan kesatuan; dan demokrasi
(demokratis).
C.
Faktor-faktor
yang Menyebabkan Tawuran Pelajar
Ada 2 faktor
yang menyebabkan tawuran antar ini terjadi, yaitu :
·
Faktor internal, faktor ini merupakan faktor
utama penyebab para pelajar banyak yang “ikut-ikut” tawuran diantaranya.
o Ajakan teman,
beberapa pelajar yang tawuran ternyata ada diantara karena ajakan teman, karena
takut dibilang “cupu loe ga mau ikut tauran, punya nyali ga loe..??” atau “ini
kan buat kebaikan sekolah kita, klo loe ga ikut mending ga usah jadi temen
gue..”.
o Mental yang
lemah, tidak mau dibilang “cupu” atau “culun” banyak diantara mereka terlibat
dalam tawuran, ini mencerminkan bahwa mental para pelajar kita sangatlah lemah,
hal ini tentu harus segera diperbaiki secepatnya, mulai dari diri sendiri
dengan dibantu pihak-pihak terkait seperti guru dan orang tua.
o Kurangnya rasa
religius terhadap agama yang dianutnya. Tiap-tiap agama pasti mengajarkan arti
pentingnya persatuan dan saling menghormati antara satu dengan yang lainnya.
Seorang remaja yang religius, tidak akan mudah terbawa emosi dan terbawa ajakan
untuk malakukan tawuran. Mereka pasti lebih memilih mengatasi masalah dengan
kepala dingin. Selain itu mereka akan memikirkan dampak kedepannya jika mereka
melakukan tawuran. Kesadaran mereka terhadap dampak dari tawuran itu sangat
rendah. Malah yang anehnya mereka merasa puas jika mereka telah memenangkan
atau berhasil melukai bahkan sampai menewaskan lawannya.
o Kurangnya
pemahaman terhadap sila-sila pancasila, banyak pelajar kita yang tidak hafal sila-sila
pancalisa apalagi untuk memahaminya. Hal itu adalah sebuah kegiatan yang tidak
penting bagi sebagian orang. Sebenarnya, seandainya kita mempunyai rasa nasionalisme
yang tinggi, kita akan mengerti makna dibalik dasar negara kita. Seperti pada
sila ketiga yang berbunyi ‘’persatuan Indonesia’’. Jika kita, sebagai pelajar
memahami maksud dari sila tesebut, tawuran pelajar bukan hal mustahil akan
hilang dari kehidupan bangsa kita. Selain itu kurangnya rasa nasionalisme dan
kebangsaan serta rasa kebersamaan sebagai putra putri generasi penerus bangsa
Indonesia.
o Tidak
tersalurkannya emosional dan produktivitas yang tinggi diusia mereka.
·
Faktor eksternal, selain faktor internal faktor
eksternal secara tidak langsung mendorong para pelajar pelajar untuk melakukan
aksi tawuran, diantaranya.
o Ekonomi,
biasanya para pelaku tawuran adalah golongan pelajar menengah kebawah ini
disebabkan faktor ekonomi mereka yang pas-pasan bahkan cenderung kurang membuat
membuat mereka melampiaskan segala ketidakberdayaannya lewat aksi perkelahian
tersebut, karena diantara mereka merasa dianggap rendah ekonominya dan akhirnya
ikut tawuran agar dapat dianggap jagoan.
o Perhatian,
kurangnya perhatian dari orang-orang disekitar mereka seperti orang tua dan
guru membuat mereka bebas dan bisa melakukan segala sesuatu sesuka hati mereka,
termasuk tawuran diantaranya.
o Faktor keluarga. Rumah tangga yang
dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak
pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian
dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula.
Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan
tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan
identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan
menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari
identitas yang dibangunnya.
o Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama
bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu.
Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya.
Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar
(misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan
pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa
lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru
setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling
penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan,
serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan
(walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
o Faktor lingkungan. Lingkungan di
antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak
terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan
kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu
pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga
lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat
merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi
emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
·
Hal
yang menjadi pemicu tawuran
Tak jarang disebabkan oleh saling
mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda
sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan
masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
D.
Pengaruh
Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar
Pengaruh
globalisasi di kalangan remaja khususnya pelajar, tak jarang membuat mereka
yang tidak siap telah kehilangan identitas kebangsaan. Akibatnya, banyak di
antara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak
heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme itu membuat di
antara pelajar saling tawuran. Sungguh sebuah
pemandangan yang ironis jika kita melihat keadaan remaja kita. Berbagai macam
kenakalan remaja mereka lakukan, salah satunya seperti tawuran. Seperti kita
lihat tawuran beberapa waktu lalu tepat menjelang hari peringatan sumpah pemuda
yang seharusnya disambut dan diperingati dengan hal-hal positif, oleh kalangan
pemuda justru diisi dengan hal-hal yang tidak layak dan patut dilakukan. Mereka
seharusnya mempererat tali persatuan, tapi justru yang mereka lakukan adalah
sebaliknya. Aksi kekerasan dan tawuran yang dipertontonkan oleh kalangan
pelajar ini menjadi bukti nyata bahwa diantara sesama anak bangsa sudah tidak
lagi memiliki jiwa persatuan.
Revolusi global yang telah merasuki seluruh lapisan elemen
masyarakat, khususnya kaum muda telah membuat mereka hanyut dalam sebuah
peradaban baru dan melupakan serta jauh dari arti dari nilai-nilai sumpah
pemuda. Mereka semakin kehilangan rasa nasionalisme terhadap negara dan bangsa
ini. Dengan adanya tawuran, mereka sudah meninggalkan dan melupakan arti
penting sebuah sumpah pemuda, dimana itu merupakan sebuah cara untuk
mempersatukan rasa kedaerahan pemuda Indonesia menjadi satu, yakni rasa
nasionalisme. Kesadaran atas makna dari sumpah pemuda, yang seharusnya menjadi
tolak berfikir dalam mengimplementasikan makna sumpah pemuda luntur oleh budaya-budaya
barat yang cenderung tidak mendukung budaya-budaya lokal.
Tawuran pelajar sangat memiliki pengaruh yang besar dalam
menentukan tinggi atau rendahnya rasa nasionalisme dalam diri pelajar itu
sendiri. Seorang pelajar yang suka melakukan aksi tawuran, kesadaran terhadap
rasa nasionalismenya bisa dikatakan sangat rendah bahkan bisa dikatakan
nasionalisme pelajar makin merosot seiring dengan merosotnya perilaku dan
akhlak pelajar. Mengapa ? Seperti kita lihat pada prinsip-prinsip nasionalisme
yakni kebersamaan, persatuan dan kesatuan,
dan demokrasi, sudah sangat jelas rasa kebersamaan serta persatuan dan
kesatuannya sangat rendah. Tidak ada rasa kebersamaan antara pelajar yang satu
dengan pelajar yang lain yang terlibat tawuran. Persatuan dan kesatuan diantara
mereka juga ikut retak. Aksi tawuran antar pelajar ini juga merupakan salah
satu dari akibat lunturnya jiwa nasionalisme dari generasi muda. Dengan sikap nasionalisme yang tinggi, pelajar akan
lebih mencintai dirinya sendiri sehingga kecil kemungkinannya mereka akan
menjerumuskan dirinya untuk hal yang tidak berguna, salah satunya adalah
tawuran pelajar.
E.
Dampak Tawuran
Pelajar
a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut
tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat,
bahkan sampai kematian
b. Nama baik sekolah asal pelajar yang
terlibat tawuran ikut tercoreng
c. Masyarakat sekitar juga dirugikan.
Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari
batu dan mengenai rumah warga
d. Terganggunya proses belajar mengajar
e. Rusaknya fasilitas umum
f. Menurunnya moralitas para pelajar
g. Hilangnya perasaan peka, toleransi,
tenggang rasa, dan saling menghargai
h. Hilangnya rasa nasionalisme, patriotisme,
dan cinta tanah air.
F.
Cara mengatasi
Tawuran Pelajar
Gejala tawuran antar pelajar ini tidak sesuai dengan budaya
masyarakat Indonesia, termasuk bertentangan dengan agama, hukum, norma sosial,
dan norma agama. Pelajar sendiri memiliki andil besar untuk mencegah terjadinya
aksi tawuran, diantaranya :
a.
Menguatkan jati
diri dan ketahanan bangsa serta memperkuat rasa nasionalisme kebangsaan.
b.
Memanfaatkan
kemajuan teknologi dari sisi positif.
c.
Jangan
suka kongko-kongko atau nongkrong tidak jelas setelah jam pelajaran berakhir waktunya
pulang langsung pulang, kalau pun mau pulang terlambat lebih baik hubungi orang
tua, agar orang tua tidak khawatir.
d.
Lebih
banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti ikut
ekstakulikuler, olahraga, les dsb.
e.
Memberikan
pendidikan moral untuk para pelajar.
f.
Menghadirkan
seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya
seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar
untuk selalu bersikap baik.
g.
Memberikan
perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri.
h.
Memfasilitasi
para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya.
Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat
acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau
ekstrakulikuler disekolahnya.
i.
Banyak
mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi
terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun.
j.
Memberikan
kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat.
k.
Memberikan
bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman
sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Faktor
yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu
sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar
individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
Sebagian
pelajar kita telah kehilangan identitas kebangsaannya. Banyak diantara pelajar
yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak heran,
ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme yang mulai meluntur
membuat di antara pelajar saling tawuran. Dengan adanya tawuran, mereka sudah
melupakan arti penting sebuah sumpah pemuda, yakni nasionalisme. Seorang
pelajar yang sering melakukan tawuran, ia memiliki kesadaran nasionalisme yang
rendah karena ia tidak memperhatikan prinsip-prinsip nasionalisme, yakni
kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan demokrasi.
Dampak
yang dihasilkan oleh tawuran pelajar ini sangat merugikan, baik untuk diri
sendiri, masyarakat, sekolah, maupun untuk para pelajar lain.
Pelajar
memegang andil yang besar untuk mencegah terjadinya aksi tawuran. Seperti
menguatkan jati diri dan ketahanan bangsa serta memperkuat rasa nasionalisme
kebangsaan, lebih banyak melakukan hal-hal yang bermanfaat, dan memanfaatkan
kemajuan teknologi dari segi positif agar bisa memberi perubahan kepada bangsa
dan membuat bangsa kita menjadi sebuah negara maju.
B.
Saran
Dalam
menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis
memberikan beberapa saran. Diantaranya :
a.
Keluarga
sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir
yang baik untuk para pelajar.
b.
Lembaga
pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk
membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang
ada didalam dirinya.
c.
Sebagai
remaja, kita para pelajar harus memilah dan memilih mana perbuatan yang baik
dan yang buruk, jangan mudah terpancing emosi.
d. Menumbuhkan dan membangkitkan
kembali semangat nasionalisme dan patriotisme yang mulai meluntur dari
kehidupan pelajar kita, dengan dimulai dari diri kita sendiri. Jangan sampai
bangsa Indonesia kehilangan identitasnya gara-gara nasionalisme dan patriotisme
yang mulai meluntur.
e.
Mencegah
timbulnya tawuran harus dimulai dari diri sendiri, seperti saling toleransi,
tidak menyakiti perasaan teman, dan menjalin hubungan baik antar pelajar satu
dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006
http://iftitahnj.blogspot.com/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2164608-pengertian-nasionalisme/
http://www.dieksjetkid.co.cc/2010/10/nasionalisme-dan-patriotisme.html
http://greatnusa.blogspot.com/2011/03/pengertian-nasionalisme-dan-patriotisme.html
http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/02/11592356/Kompleksitas.Tawuran.Pelajar
blog yang lucu
BalasHapus