Senin, 14 Januari 2013

Makalah Bahasa Indonesia - Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar

Diposting oleh Elysian di 07.14

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
            Pertama-tama kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar sebagai analisis untuk mengetahui pengaruh tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar.
            Shalawat serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta kasih terhadap sesama umat.
            Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kuala Kapuas , 5 November 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR         …………...…………………………………...……i
DAFTAR ISI                         ……………...……………………………………...ii
BAB I             PENDAHULUAN    .......……....………………...………………1
A.    Latar Belakang Masalah   ...................………………………...1
B.     Rumusan Masalah             ................…………………………..2
C.     Ruang Lingkup Masalah               ……………………………..3
D.    Tujuan       ...........................……...……………………………3
E.     Manfaat     ..................................................................................3
F.      Metode Penulisan ......................................................................4
BAB II            PEMBAHASAN      ......................................................................5
A.    Pengertian Tawuran Pelajar          ……..………………………5
B.     Pengertian Nasionalisme   ................................................……..6
C.     Faktor-faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar          ..........7
D.    Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar      ............................................................................................12
E.     Dampak Tawuran Pelajar  ........................................................14
F.      Cara Mengatasi Tawuran Pelajar  ............................................14
BAB III          KESIMPULAN        ……..........………………………………..17
A.    Kesimpulan           …………......……………………...…...17
B.     Saran                     ........……..……......……………….……...18
DAFTAR PUSTAKA                      ……………………………………….…...19
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar sekolah yang seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja. Seperti tawuran di Jalan Mataram Kebayoran Baru Jakarta Selatan tanggal 19 April 2012, korban Guntur (17) dan Muhaji Adenan (16). Tawuran di Jalan Mahakam (Bundaran Bulungan) Blok M Plaza Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tanggal 24 September 2012, antara SMAN 70 dan SMAN 6, korban Alawi Yusianto siswa SMAN 6 meninggal dunia, Ramdan Dimas siswa SMAN 6, dan Diaz Fahlevi siswa SMAN 6 dengan tersangka pembacokan Fitra Rahmadhani. Tawuran di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu siang tanggal 26 September 2012, antara SMA Yayasan Karya 66 dan SMK Kartika Zeni, korban Deny Yanuar, siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66 (Yake), tersangka pembacokan AD, siswa STM Kartika Zeni, serta E dan G yang juga siswa STM Kartika Zeni. Tawuran di Jalan Komodor, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Susilo, 15 tahun, murid kelas X SMK Mahardhika, diserang dua pelajar SMK.
Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.
Rasa nasionalisme pelajar kita sudah mulai luntur. Tawuran pelajar sudah dianggap sebagai jalan terbaik untuk memutuskan suatu perkara. Memang tak semua pelajar melakukan aksi tawuran, tapi dengan maraknya aksi tawuran ini seolah-olah bangsa kita tidak memiliki pemuda-pemuda terbaiknya yang akan membangun bangsa menjadi bangsa yang maju, dan seolah-olah momentum sumpah pemuda yang baru saja kita peringati hanya sebatas sejarah yang tidak kita ambil pelajaran darinya. Padahal pelajar yang merupakan tulang punggung bangsa adalah harapan dan cerminan bangsa kita kedepannya. Jika banyak pelajar kita yang tawuran, mau di bawa kemana negara kita ini ?

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya tawuran antar pelajar ?
2.      Apakah pengaruh tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar ?
3.      Apakah dampak dari tawuran pelajar ?
4.      Bagaimana cara mengatasi tawuran antar pelajar ?
C.    Ruang Lingkup Masalah
Masalah tawuran dan nasionalisme sangatlah luas dan kompleks. Agar pembahasan lebih terarah, karya tulis ini hanya membahas pengaruh tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar.
D.    Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memperoleh informasi tentang :
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya tawuran antar pelajar di Indonesia.
2.      Pengaruh tawuran pelajar dengan rasa nasionalisme pelajar Indonesia
3.      Dampak tawuran pelajar
4.      Cara mengatasi tawuran antar pelajar
E.     Manfaat
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mencegah maraknya tawuran antar pelajar.
2.      Memberikan gambaran tentang rasa nasionalisme pelajar Indonesia yang penulis anggap sudah mulai menurun sehingga para pelajar tergugah untuk membangkitkan rasa nasionalisme mereka untuk membangun bangsa.


F.     Metode Penulisan
Cara yang digunakan pada penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Metode Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca beberapa artikel yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ini.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tawuran Pelajar
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
1.      Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
2.      Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para  remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.


B.     Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Secara etimologi, nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa,  memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara, dan persatuan dan kesatuan. Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.
Ada 2 (dua) macam nasionalisme :
1.      Nasionalisme dalam arti sempit : paham kebangsaan yang berlebihan dengan memandang bangsa sendiri lebih tinggi (unggul) dari bangsa lain. Paham ini sering disebut dengan istilah “Chauvinisme”. Chauvinisme pernah dianut di Italia (masa Bennito Mussolini); Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Adolf  Hitler).
2.      Nasionalisme dalam arti luas : paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bangsa lain di dunia. Nasionalisme arti luas mengandung prinsip-prinsip : kebersamaan; persatuan dan kesatuan; dan demokrasi (demokratis).

C.    Faktor-faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar
Ada 2 faktor yang menyebabkan tawuran antar ini terjadi, yaitu :
·         Faktor internal, faktor ini merupakan faktor utama penyebab para pelajar banyak yang “ikut-ikut” tawuran diantaranya.
o    Ajakan teman, beberapa pelajar yang tawuran ternyata ada diantara karena ajakan teman, karena takut dibilang “cupu loe ga mau ikut tauran, punya nyali ga loe..??” atau “ini kan buat kebaikan sekolah kita, klo loe ga ikut mending ga usah jadi temen gue..”.
o    Mental yang lemah, tidak mau dibilang “cupu” atau “culun” banyak diantara mereka terlibat dalam tawuran, ini mencerminkan bahwa mental para pelajar kita sangatlah lemah, hal ini tentu harus segera diperbaiki secepatnya, mulai dari diri sendiri dengan dibantu pihak-pihak terkait seperti guru dan orang tua.
o    Kurangnya rasa religius terhadap agama yang dianutnya. Tiap-tiap agama pasti mengajarkan arti pentingnya persatuan dan saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. Seorang remaja yang religius, tidak akan mudah terbawa emosi dan terbawa ajakan untuk malakukan tawuran. Mereka pasti lebih memilih mengatasi masalah dengan kepala dingin. Selain itu mereka akan memikirkan dampak kedepannya jika mereka melakukan tawuran. Kesadaran mereka terhadap dampak dari tawuran itu sangat rendah. Malah yang anehnya mereka merasa puas jika mereka telah memenangkan atau berhasil melukai bahkan sampai menewaskan lawannya.
o    Kurangnya pemahaman terhadap sila-sila pancasila, banyak pelajar kita yang tidak hafal sila-sila pancalisa apalagi untuk memahaminya. Hal itu adalah sebuah kegiatan yang tidak penting bagi sebagian orang. Sebenarnya, seandainya kita mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, kita akan mengerti makna dibalik dasar negara kita. Seperti pada sila ketiga yang berbunyi ‘’persatuan Indonesia’’. Jika kita, sebagai pelajar memahami maksud dari sila tesebut, tawuran pelajar bukan hal mustahil akan hilang dari kehidupan bangsa kita. Selain itu kurangnya rasa nasionalisme dan kebangsaan serta rasa kebersamaan sebagai putra putri generasi penerus bangsa Indonesia.
o    Tidak tersalurkannya emosional dan produktivitas yang tinggi diusia mereka.
·         Faktor eksternal, selain faktor internal faktor eksternal secara tidak langsung mendorong para pelajar pelajar untuk melakukan aksi tawuran, diantaranya.
o    Ekonomi, biasanya para pelaku tawuran adalah golongan pelajar menengah kebawah ini disebabkan faktor ekonomi mereka yang pas-pasan bahkan cenderung kurang membuat membuat mereka melampiaskan segala ketidakberdayaannya lewat aksi perkelahian tersebut, karena diantara mereka merasa dianggap rendah ekonominya dan akhirnya ikut tawuran agar dapat dianggap jagoan.
o    Perhatian, kurangnya perhatian dari orang-orang disekitar mereka seperti orang tua dan guru membuat mereka bebas dan bisa melakukan segala sesuatu sesuka hati mereka, termasuk tawuran diantaranya.
o    Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
o    Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
o    Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
·         Hal yang menjadi pemicu tawuran
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
D.    Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar
Pengaruh globalisasi di kalangan remaja khususnya pelajar, tak jarang membuat mereka yang tidak siap telah kehilangan identitas kebangsaan. Akibatnya, banyak di antara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme itu membuat di antara pelajar saling tawuran. Sungguh sebuah pemandangan yang ironis jika kita melihat keadaan remaja kita. Berbagai macam kenakalan remaja mereka lakukan, salah satunya seperti tawuran. Seperti kita lihat tawuran beberapa waktu lalu tepat menjelang hari peringatan sumpah pemuda yang seharusnya disambut dan diperingati dengan hal-hal positif, oleh kalangan pemuda justru diisi dengan hal-hal yang tidak layak dan patut dilakukan. Mereka seharusnya mempererat tali persatuan, tapi justru yang mereka lakukan adalah sebaliknya. Aksi kekerasan dan tawuran yang dipertontonkan oleh kalangan pelajar ini menjadi bukti nyata bahwa diantara sesama anak bangsa sudah tidak lagi memiliki jiwa persatuan.
Revolusi global yang telah merasuki seluruh lapisan elemen masyarakat, khususnya kaum muda telah membuat mereka hanyut dalam sebuah peradaban baru dan melupakan serta jauh dari arti dari nilai-nilai sumpah pemuda. Mereka semakin kehilangan rasa nasionalisme terhadap negara dan bangsa ini. Dengan adanya tawuran, mereka sudah meninggalkan dan melupakan arti penting sebuah sumpah pemuda, dimana itu merupakan sebuah cara untuk mempersatukan rasa kedaerahan pemuda Indonesia menjadi satu, yakni rasa nasionalisme. Kesadaran atas makna dari sumpah pemuda, yang seharusnya menjadi tolak berfikir dalam mengimplementasikan makna sumpah pemuda luntur oleh budaya-budaya barat yang cenderung tidak mendukung budaya-budaya lokal.
Tawuran pelajar sangat memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan tinggi atau rendahnya rasa nasionalisme dalam diri pelajar itu sendiri. Seorang pelajar yang suka melakukan aksi tawuran, kesadaran terhadap rasa nasionalismenya bisa dikatakan sangat rendah bahkan bisa dikatakan nasionalisme pelajar makin merosot seiring dengan merosotnya perilaku dan akhlak pelajar. Mengapa ? Seperti kita lihat pada prinsip-prinsip nasionalisme yakni kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan demokrasi, sudah sangat jelas rasa kebersamaan serta persatuan dan kesatuannya sangat rendah. Tidak ada rasa kebersamaan antara pelajar yang satu dengan pelajar yang lain yang terlibat tawuran. Persatuan dan kesatuan diantara mereka juga ikut retak. Aksi tawuran antar pelajar ini juga merupakan salah satu dari akibat lunturnya jiwa nasionalisme dari generasi muda. Dengan sikap  nasionalisme yang tinggi, pelajar akan lebih mencintai dirinya sendiri sehingga kecil kemungkinannya mereka akan menjerumuskan dirinya untuk hal yang tidak berguna, salah satunya adalah tawuran pelajar.


E.     Dampak Tawuran Pelajar
a.       Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian
b.      Nama baik sekolah asal pelajar yang terlibat tawuran ikut tercoreng
c.       Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga
d.      Terganggunya proses belajar mengajar
e.       Rusaknya fasilitas umum
f.       Menurunnya moralitas para pelajar
g.      Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
h.      Hilangnya rasa nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air.
F.     Cara mengatasi Tawuran Pelajar
Gejala tawuran antar pelajar ini tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia, termasuk bertentangan dengan agama, hukum, norma sosial, dan norma agama. Pelajar sendiri memiliki andil besar untuk mencegah terjadinya aksi tawuran, diantaranya :
                                                             a.      Menguatkan jati diri dan ketahanan bangsa serta memperkuat rasa nasionalisme kebangsaan.
                                                            b.      Memanfaatkan kemajuan teknologi dari sisi positif.
                                                             c.      Jangan suka kongko-kongko atau nongkrong tidak  jelas setelah jam pelajaran berakhir waktunya pulang langsung pulang, kalau pun mau pulang terlambat lebih baik hubungi orang tua, agar orang tua tidak  khawatir.
                                                            d.      Lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti ikut ekstakulikuler, olahraga, les dsb.
                                                             e.      Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar.
                                                             f.      Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik.
                                                            g.      Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri.
                                                            h.      Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat  diwaktu luangnya. Contohnya  : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya.
                                                              i.      Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun.
                                                              j.      Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat.
                                                            k.      Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
Sebagian pelajar kita telah kehilangan identitas kebangsaannya. Banyak diantara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme yang mulai meluntur membuat di antara pelajar saling tawuran. Dengan adanya tawuran, mereka sudah melupakan arti penting sebuah sumpah pemuda, yakni nasionalisme. Seorang pelajar yang sering melakukan tawuran, ia memiliki kesadaran nasionalisme yang rendah karena ia tidak memperhatikan prinsip-prinsip nasionalisme, yakni kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan demokrasi.
Dampak yang dihasilkan oleh tawuran pelajar ini sangat merugikan, baik untuk diri sendiri, masyarakat, sekolah, maupun untuk para pelajar lain.
Pelajar memegang andil yang besar untuk mencegah terjadinya aksi tawuran. Seperti menguatkan jati diri dan ketahanan bangsa serta memperkuat rasa nasionalisme kebangsaan, lebih banyak melakukan hal-hal yang bermanfaat, dan memanfaatkan kemajuan teknologi dari segi positif agar bisa memberi perubahan kepada bangsa dan membuat bangsa kita menjadi sebuah negara maju.

B.     Saran
Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :
a.        Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar.
b.        Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya.
c.        Sebagai remaja, kita para pelajar harus memilah dan memilih mana perbuatan yang baik dan yang buruk, jangan mudah terpancing emosi.
d.       Menumbuhkan dan membangkitkan kembali semangat nasionalisme dan patriotisme yang mulai meluntur dari kehidupan pelajar kita, dengan dimulai dari diri kita sendiri. Jangan sampai bangsa Indonesia kehilangan identitasnya gara-gara nasionalisme dan patriotisme yang mulai meluntur.
e.        Mencegah timbulnya tawuran harus dimulai dari diri sendiri, seperti saling toleransi, tidak menyakiti perasaan teman, dan menjalin hubungan baik antar pelajar satu dengan yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006
http://iftitahnj.blogspot.com/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2164608-pengertian-nasionalisme/
http://www.dieksjetkid.co.cc/2010/10/nasionalisme-dan-patriotisme.html
http://greatnusa.blogspot.com/2011/03/pengertian-nasionalisme-dan-patriotisme.html
http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/02/11592356/Kompleksitas.Tawuran.Pelajar



1 komentar:

Senin, 14 Januari 2013

Makalah Bahasa Indonesia - Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar

Diposting oleh Elysian di 07.14

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
            Pertama-tama kami panjatkan rasa syukur atas kehadirat Allah swt. Karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar sebagai analisis untuk mengetahui pengaruh tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar.
            Shalawat serta salam tak lupa senantiasa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. yang telah menghantarkan kita umat manusia dari alam kegelapan menuju alam terang benderang yang penuh dengan cahaya islam, keimanan dan cinta kasih terhadap sesama umat.
            Kami menyadari, bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi penyusunan dan penyempurnaan selanjutnya. Selain itu, ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kuala Kapuas , 5 November 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR         …………...…………………………………...……i
DAFTAR ISI                         ……………...……………………………………...ii
BAB I             PENDAHULUAN    .......……....………………...………………1
A.    Latar Belakang Masalah   ...................………………………...1
B.     Rumusan Masalah             ................…………………………..2
C.     Ruang Lingkup Masalah               ……………………………..3
D.    Tujuan       ...........................……...……………………………3
E.     Manfaat     ..................................................................................3
F.      Metode Penulisan ......................................................................4
BAB II            PEMBAHASAN      ......................................................................5
A.    Pengertian Tawuran Pelajar          ……..………………………5
B.     Pengertian Nasionalisme   ................................................……..6
C.     Faktor-faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar          ..........7
D.    Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar      ............................................................................................12
E.     Dampak Tawuran Pelajar  ........................................................14
F.      Cara Mengatasi Tawuran Pelajar  ............................................14
BAB III          KESIMPULAN        ……..........………………………………..17
A.    Kesimpulan           …………......……………………...…...17
B.     Saran                     ........……..……......……………….……...18
DAFTAR PUSTAKA                      ……………………………………….…...19
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar sekolah yang seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa saya kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja. Seperti tawuran di Jalan Mataram Kebayoran Baru Jakarta Selatan tanggal 19 April 2012, korban Guntur (17) dan Muhaji Adenan (16). Tawuran di Jalan Mahakam (Bundaran Bulungan) Blok M Plaza Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tanggal 24 September 2012, antara SMAN 70 dan SMAN 6, korban Alawi Yusianto siswa SMAN 6 meninggal dunia, Ramdan Dimas siswa SMAN 6, dan Diaz Fahlevi siswa SMAN 6 dengan tersangka pembacokan Fitra Rahmadhani. Tawuran di Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu siang tanggal 26 September 2012, antara SMA Yayasan Karya 66 dan SMK Kartika Zeni, korban Deny Yanuar, siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66 (Yake), tersangka pembacokan AD, siswa STM Kartika Zeni, serta E dan G yang juga siswa STM Kartika Zeni. Tawuran di Jalan Komodor, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Susilo, 15 tahun, murid kelas X SMK Mahardhika, diserang dua pelajar SMK.
Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis, premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung.
Rasa nasionalisme pelajar kita sudah mulai luntur. Tawuran pelajar sudah dianggap sebagai jalan terbaik untuk memutuskan suatu perkara. Memang tak semua pelajar melakukan aksi tawuran, tapi dengan maraknya aksi tawuran ini seolah-olah bangsa kita tidak memiliki pemuda-pemuda terbaiknya yang akan membangun bangsa menjadi bangsa yang maju, dan seolah-olah momentum sumpah pemuda yang baru saja kita peringati hanya sebatas sejarah yang tidak kita ambil pelajaran darinya. Padahal pelajar yang merupakan tulang punggung bangsa adalah harapan dan cerminan bangsa kita kedepannya. Jika banyak pelajar kita yang tawuran, mau di bawa kemana negara kita ini ?

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya tawuran antar pelajar ?
2.      Apakah pengaruh tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar ?
3.      Apakah dampak dari tawuran pelajar ?
4.      Bagaimana cara mengatasi tawuran antar pelajar ?
C.    Ruang Lingkup Masalah
Masalah tawuran dan nasionalisme sangatlah luas dan kompleks. Agar pembahasan lebih terarah, karya tulis ini hanya membahas pengaruh tawuran pelajar pada rasa nasionalisme pelajar.
D.    Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memperoleh informasi tentang :
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya tawuran antar pelajar di Indonesia.
2.      Pengaruh tawuran pelajar dengan rasa nasionalisme pelajar Indonesia
3.      Dampak tawuran pelajar
4.      Cara mengatasi tawuran antar pelajar
E.     Manfaat
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mencegah maraknya tawuran antar pelajar.
2.      Memberikan gambaran tentang rasa nasionalisme pelajar Indonesia yang penulis anggap sudah mulai menurun sehingga para pelajar tergugah untuk membangkitkan rasa nasionalisme mereka untuk membangun bangsa.


F.     Metode Penulisan
Cara yang digunakan pada penulisan karya tulis ini adalah :
1.      Metode Pustaka
Dalam metode ini penulis membaca beberapa artikel yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ini.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tawuran Pelajar
Dalam kamus bahasa Indonesia “tawuran”dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan “pelajar” adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
1.      Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
2.      Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para  remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.


B.     Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Secara etimologi, nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa,  memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara, dan persatuan dan kesatuan. Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya. Nasionalisme dapat juga diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikankepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.
Ada 2 (dua) macam nasionalisme :
1.      Nasionalisme dalam arti sempit : paham kebangsaan yang berlebihan dengan memandang bangsa sendiri lebih tinggi (unggul) dari bangsa lain. Paham ini sering disebut dengan istilah “Chauvinisme”. Chauvinisme pernah dianut di Italia (masa Bennito Mussolini); Jepang (masa Tenno Haika) dan Jerman (masa Adolf  Hitler).
2.      Nasionalisme dalam arti luas : paham kebangsaan yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu terhadap bangsa dan tanah airnya dengan memandang bangsanya itu merupakan bagian dari bangsa lain di dunia. Nasionalisme arti luas mengandung prinsip-prinsip : kebersamaan; persatuan dan kesatuan; dan demokrasi (demokratis).

C.    Faktor-faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar
Ada 2 faktor yang menyebabkan tawuran antar ini terjadi, yaitu :
·         Faktor internal, faktor ini merupakan faktor utama penyebab para pelajar banyak yang “ikut-ikut” tawuran diantaranya.
o    Ajakan teman, beberapa pelajar yang tawuran ternyata ada diantara karena ajakan teman, karena takut dibilang “cupu loe ga mau ikut tauran, punya nyali ga loe..??” atau “ini kan buat kebaikan sekolah kita, klo loe ga ikut mending ga usah jadi temen gue..”.
o    Mental yang lemah, tidak mau dibilang “cupu” atau “culun” banyak diantara mereka terlibat dalam tawuran, ini mencerminkan bahwa mental para pelajar kita sangatlah lemah, hal ini tentu harus segera diperbaiki secepatnya, mulai dari diri sendiri dengan dibantu pihak-pihak terkait seperti guru dan orang tua.
o    Kurangnya rasa religius terhadap agama yang dianutnya. Tiap-tiap agama pasti mengajarkan arti pentingnya persatuan dan saling menghormati antara satu dengan yang lainnya. Seorang remaja yang religius, tidak akan mudah terbawa emosi dan terbawa ajakan untuk malakukan tawuran. Mereka pasti lebih memilih mengatasi masalah dengan kepala dingin. Selain itu mereka akan memikirkan dampak kedepannya jika mereka melakukan tawuran. Kesadaran mereka terhadap dampak dari tawuran itu sangat rendah. Malah yang anehnya mereka merasa puas jika mereka telah memenangkan atau berhasil melukai bahkan sampai menewaskan lawannya.
o    Kurangnya pemahaman terhadap sila-sila pancasila, banyak pelajar kita yang tidak hafal sila-sila pancalisa apalagi untuk memahaminya. Hal itu adalah sebuah kegiatan yang tidak penting bagi sebagian orang. Sebenarnya, seandainya kita mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, kita akan mengerti makna dibalik dasar negara kita. Seperti pada sila ketiga yang berbunyi ‘’persatuan Indonesia’’. Jika kita, sebagai pelajar memahami maksud dari sila tesebut, tawuran pelajar bukan hal mustahil akan hilang dari kehidupan bangsa kita. Selain itu kurangnya rasa nasionalisme dan kebangsaan serta rasa kebersamaan sebagai putra putri generasi penerus bangsa Indonesia.
o    Tidak tersalurkannya emosional dan produktivitas yang tinggi diusia mereka.
·         Faktor eksternal, selain faktor internal faktor eksternal secara tidak langsung mendorong para pelajar pelajar untuk melakukan aksi tawuran, diantaranya.
o    Ekonomi, biasanya para pelaku tawuran adalah golongan pelajar menengah kebawah ini disebabkan faktor ekonomi mereka yang pas-pasan bahkan cenderung kurang membuat membuat mereka melampiaskan segala ketidakberdayaannya lewat aksi perkelahian tersebut, karena diantara mereka merasa dianggap rendah ekonominya dan akhirnya ikut tawuran agar dapat dianggap jagoan.
o    Perhatian, kurangnya perhatian dari orang-orang disekitar mereka seperti orang tua dan guru membuat mereka bebas dan bisa melakukan segala sesuatu sesuka hati mereka, termasuk tawuran diantaranya.
o    Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
o    Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
o    Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
·         Hal yang menjadi pemicu tawuran
Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.
D.    Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar
Pengaruh globalisasi di kalangan remaja khususnya pelajar, tak jarang membuat mereka yang tidak siap telah kehilangan identitas kebangsaan. Akibatnya, banyak di antara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme itu membuat di antara pelajar saling tawuran. Sungguh sebuah pemandangan yang ironis jika kita melihat keadaan remaja kita. Berbagai macam kenakalan remaja mereka lakukan, salah satunya seperti tawuran. Seperti kita lihat tawuran beberapa waktu lalu tepat menjelang hari peringatan sumpah pemuda yang seharusnya disambut dan diperingati dengan hal-hal positif, oleh kalangan pemuda justru diisi dengan hal-hal yang tidak layak dan patut dilakukan. Mereka seharusnya mempererat tali persatuan, tapi justru yang mereka lakukan adalah sebaliknya. Aksi kekerasan dan tawuran yang dipertontonkan oleh kalangan pelajar ini menjadi bukti nyata bahwa diantara sesama anak bangsa sudah tidak lagi memiliki jiwa persatuan.
Revolusi global yang telah merasuki seluruh lapisan elemen masyarakat, khususnya kaum muda telah membuat mereka hanyut dalam sebuah peradaban baru dan melupakan serta jauh dari arti dari nilai-nilai sumpah pemuda. Mereka semakin kehilangan rasa nasionalisme terhadap negara dan bangsa ini. Dengan adanya tawuran, mereka sudah meninggalkan dan melupakan arti penting sebuah sumpah pemuda, dimana itu merupakan sebuah cara untuk mempersatukan rasa kedaerahan pemuda Indonesia menjadi satu, yakni rasa nasionalisme. Kesadaran atas makna dari sumpah pemuda, yang seharusnya menjadi tolak berfikir dalam mengimplementasikan makna sumpah pemuda luntur oleh budaya-budaya barat yang cenderung tidak mendukung budaya-budaya lokal.
Tawuran pelajar sangat memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan tinggi atau rendahnya rasa nasionalisme dalam diri pelajar itu sendiri. Seorang pelajar yang suka melakukan aksi tawuran, kesadaran terhadap rasa nasionalismenya bisa dikatakan sangat rendah bahkan bisa dikatakan nasionalisme pelajar makin merosot seiring dengan merosotnya perilaku dan akhlak pelajar. Mengapa ? Seperti kita lihat pada prinsip-prinsip nasionalisme yakni kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan demokrasi, sudah sangat jelas rasa kebersamaan serta persatuan dan kesatuannya sangat rendah. Tidak ada rasa kebersamaan antara pelajar yang satu dengan pelajar yang lain yang terlibat tawuran. Persatuan dan kesatuan diantara mereka juga ikut retak. Aksi tawuran antar pelajar ini juga merupakan salah satu dari akibat lunturnya jiwa nasionalisme dari generasi muda. Dengan sikap  nasionalisme yang tinggi, pelajar akan lebih mencintai dirinya sendiri sehingga kecil kemungkinannya mereka akan menjerumuskan dirinya untuk hal yang tidak berguna, salah satunya adalah tawuran pelajar.


E.     Dampak Tawuran Pelajar
a.       Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian
b.      Nama baik sekolah asal pelajar yang terlibat tawuran ikut tercoreng
c.       Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga
d.      Terganggunya proses belajar mengajar
e.       Rusaknya fasilitas umum
f.       Menurunnya moralitas para pelajar
g.      Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai
h.      Hilangnya rasa nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air.
F.     Cara mengatasi Tawuran Pelajar
Gejala tawuran antar pelajar ini tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia, termasuk bertentangan dengan agama, hukum, norma sosial, dan norma agama. Pelajar sendiri memiliki andil besar untuk mencegah terjadinya aksi tawuran, diantaranya :
                                                             a.      Menguatkan jati diri dan ketahanan bangsa serta memperkuat rasa nasionalisme kebangsaan.
                                                            b.      Memanfaatkan kemajuan teknologi dari sisi positif.
                                                             c.      Jangan suka kongko-kongko atau nongkrong tidak  jelas setelah jam pelajaran berakhir waktunya pulang langsung pulang, kalau pun mau pulang terlambat lebih baik hubungi orang tua, agar orang tua tidak  khawatir.
                                                            d.      Lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti ikut ekstakulikuler, olahraga, les dsb.
                                                             e.      Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar.
                                                             f.      Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik.
                                                            g.      Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri.
                                                            h.      Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat  diwaktu luangnya. Contohnya  : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya.
                                                              i.      Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun.
                                                              j.      Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat.
                                                            k.      Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.
Sebagian pelajar kita telah kehilangan identitas kebangsaannya. Banyak diantara pelajar yang tidak hapal Pancasila dan lagu wajib Indonesia Raya. Tak heran, ketidakpahaman dengan paham kebangsaan dan nasionalisme yang mulai meluntur membuat di antara pelajar saling tawuran. Dengan adanya tawuran, mereka sudah melupakan arti penting sebuah sumpah pemuda, yakni nasionalisme. Seorang pelajar yang sering melakukan tawuran, ia memiliki kesadaran nasionalisme yang rendah karena ia tidak memperhatikan prinsip-prinsip nasionalisme, yakni kebersamaan, persatuan dan kesatuan, dan demokrasi.
Dampak yang dihasilkan oleh tawuran pelajar ini sangat merugikan, baik untuk diri sendiri, masyarakat, sekolah, maupun untuk para pelajar lain.
Pelajar memegang andil yang besar untuk mencegah terjadinya aksi tawuran. Seperti menguatkan jati diri dan ketahanan bangsa serta memperkuat rasa nasionalisme kebangsaan, lebih banyak melakukan hal-hal yang bermanfaat, dan memanfaatkan kemajuan teknologi dari segi positif agar bisa memberi perubahan kepada bangsa dan membuat bangsa kita menjadi sebuah negara maju.

B.     Saran
Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :
a.        Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar.
b.        Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya.
c.        Sebagai remaja, kita para pelajar harus memilah dan memilih mana perbuatan yang baik dan yang buruk, jangan mudah terpancing emosi.
d.       Menumbuhkan dan membangkitkan kembali semangat nasionalisme dan patriotisme yang mulai meluntur dari kehidupan pelajar kita, dengan dimulai dari diri kita sendiri. Jangan sampai bangsa Indonesia kehilangan identitasnya gara-gara nasionalisme dan patriotisme yang mulai meluntur.
e.        Mencegah timbulnya tawuran harus dimulai dari diri sendiri, seperti saling toleransi, tidak menyakiti perasaan teman, dan menjalin hubungan baik antar pelajar satu dengan yang lainnya.


DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Agung., Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.,2006
http://iftitahnj.blogspot.com/2011/06/makalah-tawuran-pelajar.html
http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2164608-pengertian-nasionalisme/
http://www.dieksjetkid.co.cc/2010/10/nasionalisme-dan-patriotisme.html
http://greatnusa.blogspot.com/2011/03/pengertian-nasionalisme-dan-patriotisme.html
http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/02/11592356/Kompleksitas.Tawuran.Pelajar



1 komentar on "Makalah Bahasa Indonesia - Pengaruh Tawuran Pelajar pada Rasa Nasionalisme Pelajar"

Unknown on 10 September 2015 pukul 07.36 mengatakan...

blog yang lucu

Posting Komentar

 

Coretan Gadis Buta Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea