KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya penyusunan makalah ilmu Biologi dengan pembahasan “ SISTEM HORMON ” dapat kami selesaikan.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan para siswa dapat lebih mendalami tentang hormone-hormon makhluk hidup secara terbuka. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, namun usaha maksimal telah kami lakukan. Oleh sebab itu, kepada semua pihak sangat diharapkan kritik, saran, dan petunjuk untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk saat ini dan di masa yang akan dating dan dapat menjadi khazanah ilmiah serta referensi demi kemajuan dan bertambahnya ilmu kita terhadap Biologi.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ….......…………………………………...…….... i
DAFTAR ISI ....………………………………………………….................…. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Manfaat Penulisan .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………...... 3
A. Sistem Hormon Manusia ........……….………….............… 3
B. Ciri-ciri dan Fungsi Hormon ...........…………………... 4
C. Kelenjar-kelenjar Hormon .............………………………..... 5
D. Hubungan Sistem Hormon dan Sistem Saraf .............................. 22
E. Kelainan-kelainan Akibat Kelebihan/Kekurangan Hormon ...................................................................................................... 24
BAB III PENUTUP ......….……………………………..................…. 31
A. Kesimpulan ...………………………………………............... 31
B. Saran ......………………………………………………............ 32
DAFTAR PUSTAKA .......………………………………………........... 33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan terasa kering dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar. Keadaan demikian membuattubuh segera mengeluarkan zat yang menghentikan pengeluaran cairan tersebut. Zat yang dimaksud dinamakan hormon. Apabila kita minum air, segera hormon yang dikeluarkan tubuh tersebut akan berhenti.
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Pengertian sistem hormon
2. Ciri-ciri dan fungsi hormon
3. Macam-macam kelenjar hormon
4. Hubungan antara sistem hormon dan sistem saraf
5. Kelainan yang timbul akibat kelebihan/kekurangan hormon
C. Manfaat Penulisan
Dapat dijadikan sebagai refernsi dalam penyusunan karya tulis selanjutnya yang membahasa tentang sistem hormon pada tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Hormon Manusia
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus.
Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan (stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya, bagian tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula darah yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh stimulasi saraf simpatik, dan lain-lain.
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.
2. Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel / jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
B. Ciri -ciri dan Fungsi Hormon
Hormon mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
· Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil
· Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
· Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
· Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
· Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Fungsi Hormon adalah:
1. Memacu pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
2. Memacu reproduksi.
3. Mengatur keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
4. Mengatur tingkah laku.
C. Kelenjar-kelenjar Hormon
Dilihat dari aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :
· Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan pada proses metabolisme.
· Kelenjar yang bekerjanya mulai saat tertentu, misalnya hormon kelamin.
· Kelenjar yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja, misalnya kelenjar timus
Dilihat dari aspek dan macam lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi :
No.
|
Kelenjar endokrin
|
Lokasi
|
1
|
Kelenjar hipofisis
|
Terletak pada dasar otak besar, pada lekukan tulang selatursika di bagian tulang baji
|
2
|
Kelenjar tiroid
|
Terletak di daerah leher
|
3
|
Kelenjar paratiroid
|
Terletak di dekat kelenjar tiroid
|
4
|
Kelenjar pankreas
|
Terletak di dekat ventrikulus (perut besar)
|
5
|
Kelenjar adrenal
|
Terletak di bagian atas ginjal
|
6
|
Ovarium
|
Terletak di daerah abdomen (perut)
|
7
|
Testis
|
Terletak di buah zakar dalam skrotum
|
Di dalam tubuh manusia ada beberapa jenis kelenjar endokrin, yakni kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, timus, pankreas, adrenal, ovarium, testis, dan kelenjar pencernaan. Simak dan pahami uraian berikut.
1. Kelenjar PINEAL
· Hormon melatonin : warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga
mengatur rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan
lebih banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa.
· Hormon vasotocin (Mammalia) : mirip fungsinya dengan vasopresin dan
oksitosin.
2. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari)
Kelenjar hipofi sis terletak pada dasar otak dan di bawah kendali hipotalamus. Di dalam tubuh, ukurannya lebih kurang sebesar kacang ercis. Kelenjar ini seringkali disebut pula sebagai master of gland, sebab hormone yang dihasilkan dapat memengaruhi fungsi endokrin yang lain.
Berdasarkan strukturnya, kelenjar hipofi sis terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian depan (lobus anterior), bagian tengah (intermediet), dan bagian belakang (posterior). Bagian tengahnya hanya dimiliki oleh bayi, sementara pada orang dewasa telah hilang atau tinggal sisanya saja. Oleh karena itu, pada orang dewasa, kelenjar hipofi sis hanya tersusundua bagian saja yakni bagian depan dan bagian belakang. Berikut dibahas dua bagian kelenjar hipofi sis tersebut.
a. Kelenjar Hipofisis Anterior
Kelenjar hipofisis anterior berkembang dari lipatan langit-langit mulut yang tubuh ke arah otak. Lipatan tersebut akhirnya kehilangan persambung an dengan saluran pencernaan. Bagian depan kelenjar hiposifis ini menghasilkan banyak hormon. Selain itu, berpengaruh juga terhadap berbagai macam organ.
Di dalam tubuh, berbagai hormon yang disekresikan kelenjar hipofi sis anterior ini hanya digunakan dengan jumlah tertentu saja. Apabila terlalu berlebihan atau justru kekurangan dapat memberikandampak yang tidak baik bagi tubuh. Misalnya saja, kelebihan hormone somatotrof (hormon pertumbuhan) dapat menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Selanjutnya, bila kelebihan tersebut terjadi pada waktu dewasa dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak seimbang (akromegali), seperti tulang muka, jari-jari tangan, dan kaki yang membesar. Sebaliknya, bila sekresi hormon pertumbuhan kurang, akibatnya adalah pertumbuhan terhambat atau kekerdilan (kretinisme).
1) FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel de Graaf tempat sel telur berada.
2) LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan sel gonad pada wanita.
3) ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4) TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin.
5) Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang sedang menyusui.
6) GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh lainnya dan berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7) Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa narkotika menghasilkan efek yang sama dengan endorfin.
b. Kelenjar Hipofi sis Posterior
Kelenjar hipofi sis posterior merupakan hasil dari perluasan otak. Tepatnya berasal dari perkembangan tonjolan hipotalamus ke arah bawah, ke arah lipatan mulut yang membentuk bagian anterior hipofisis. Hormon yang dihasilkan kelenjar ini ada tiga, yakni vasopressin, (Antidiuretic hormone = ADH), pretesin, dan oksitosin. Vasopresin dan pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang hilang dari ginjal saat keluar sebagai urine. Selain itu, kedua hormon tersebut berfungsi menaikkan tekanan darah dengan mengecilkan arteriol. Sementara, oksitosin berperan dalam membantu proses kelahiran dengan kontraksi uterus. Oksitosin juga membantu sekresi susu dari payudara ibu.
1) ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme pengeluaran urine.
2) Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saat seorang wanita melahirkan.
3. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak pada leher, tepatnya pada laring. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yakni sebelah kanan dan kiri laring. Beratnya sekitar 25 g dan kaya akan darah. Hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin. Hormon tiroksin terbentuk dari asam amino yang mengandung yodium. Bagi tubuh, hormon ini berpengaruh dalam proses metabolisme sel. Selain itu, hormon tersebut juga memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Beberapa penyakit manusia ada yang disebabkan oleh kelenjar tiroid. Kondisi kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) dapat menimbulkan gejala hipermetabolisme (morbus basedowi), dengan tanda-tanda meningkatnya detak jantung sehingga muncul gugup, napas cepat dan tidak teratur, mulut menganga, dan mata melebar. Sementara itu, apabila seseorang sebelum dewasa kekurangan hormon tiroid (hipotiroid), tubuhnya dapat mengalami kretinisme (kerdil). Kretenisme ditandai dengan fi sik dan mental penderita yang tumbuh tidak normal.
Pada orang dewasa, kondisi hipotiroid dapat menyebabkan miksedema. Gejala penyakit ini, adalah laju metabolisme rendah, berat badan bertambah, bentuk badan menjadi besar, kulit kasar, dan rambutmudah rontok. Selain penyakit-penyakit tersebut, seseorang juga dapat mengalami pembengkakan kelenjar tiroid karena kekurangan makanan yang mengandung yodium. Penyakit pembengkakan demikian dinamakan gondok.
Macam hormon yang dihasilkan :
1. Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3),
Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur metabolisme karbohidrat.
b. Memengaruhi perkembangan mental.
c. Memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel.
d. Memengaruhi kegiatan sistem saraf.
2. Hormon Calsitonin.
Hormon ini berfungsi :
a. Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
b. Mengatur absorpsi Calcium oleh tulang.
4. Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat struktur kecil yang terdapat pada permukaan kelenjar tiroid. Hormon yang disekresikan kelenjar ini disebut parathormon (PTH). Hormon parathormon berperan dalam pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) pada jaringan.
Manusia jarang mengalami hipoparathormon (kondisi kekurangan hormon parathormon). Kalaupun mengalaminya, seseorang dapat kejang otot atau tetani. Sedangkan hiperparathormon (kondisi kelebihan hormon parathormon) dapat menimbulkan berba gai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah, dan berbentuk abnormal. Selain itu, kadar ion Ca2+ yang berlebihan dalam darah dapat masuk ke air seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat membentuk batu ginjal sehingga menyumbat saluran air seni.
Hormon yang dihasilkan Hormon PTH (Parathormon).
Fungsi hormon Parathormon:
1. Mengatur metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).
2. Mengendalikan pembentukan tulang.
5. Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar hasil penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan. Pada orang dewasa, kelenjar ini tidak digunakan kembali.
Hormon ini berfungsi :
1. Mengatur proses pertumbuhan.
2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan hormon tiroksin.
6. Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal (glandula adrenal) pada manusia berbentuk sepasang struktur kecil yang terletak di ujung anterior ginjal dan kaya akan darah. Masing-masing struktur kelenjar ini memiliki dua bagian, yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula).
· BAGIAN KORTEX
1. Hormon Cortison atau antiadison
Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.
Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
Gejalanya :
Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.
Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
Gejalanya :
a. Kulit memerah/timbulnya ruam pada kulit.
b. Dapat menimbulkan kematian.
c. Tekanan darah rendah.
d. Nafsu makan hilang.
e. Pengendapan pigmen melanin yang banyak.
2. Hormon Glukokortikoid
Berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
Hipersekresi : Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome
Berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
Hipersekresi : Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome
3. Hormon Cortisol
Berfungsi :
Berfungsi :
a. Memacu metabolisme karbohidrat.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
Hipersekresi : Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
Hipersekresi : Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
4. Hormon Aldosterone
Berfungsi :
a. Mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren.
b. Membuang kelebihan Kalium.
5. Hormon Corticosterone
Berfungsi :
a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
Berfungsi :
a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
6. Hormon Mineralokortikoid
Berfungsi :
Berfungsi :
a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
b. Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal.
Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
· BAGIAN MEDULLA
1. Hormon Adrenalin/Epinefrin
Hormon ini secara umum berfungsi :
a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
b. Memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya dll.
Secara khusus hormon ini berfungsi :
a. Memacu aktivitas cor/jantung.
b. Menaikkan tekanan darah.
c. Mengerutkan otot polos pada arteri.
d. Mengendurkan otot polos bronchioles
e. Mempercepat glikolisis.
f. Pengeluaran keringat dingin.
g. Rasa keterkejutan/shock.
h. Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
i. Memengaruhi otak yang akan mengakibatkan :
i. Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.
ii. Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.
iii. Pulmo akan menyerap oksigen lebih banyak.
iv. Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.
j. Mencegah efek penuaan dini.
k. Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.
Hiposekresi : Bila terjadi kekurangan penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi Hormon Mineralokortikoid dan Hormon Cortison.
2. Hormon Androgen
Berfungsi :
Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
Hipersekresi : Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan
Gejala Cushing syndrome :
Berfungsi :
Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
Hipersekresi : Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan
Gejala Cushing syndrome :
a. Membulatnya wajah/muka.
b. Obesitas.
c. Penimbunan lemak di daerah leher.
d. Pengecilan pada daerah lengan dan kaki.
e. Terhentinya atau terganggunya periode menstruasi.
f. Penurunan daya sexualitas.
g. Kenaikan tekanan darah dan kadar gula darah.
h. Melemahnya atau rapuhnya tulang.
i. Masalah rambut pada wanita.
Penyakit manusia yang disebabkan oleh kurangnya sekresi hormon ini adalah penyakit Addison. Gejala yang timbul pada penderita penyakit ini antara lain tekanan darah rendah, kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan retensi kalium dalam cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan hilang. Penderitanya dapat diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut atau intramuskular.
7. Kelenjar Ventriculus
Dihasilkan Hormon Gastrin. Hormon ini berfungsi :
1. Memacu pengeluaran sekret/getah lambung.
2. Membantu dalam proses pencernaan.
8. Kelenjar Usus
1. Hormon Sekretin
Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
2. Hormon Kolesistokinin
Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
9. Kelenjar Pankreas
Kelenjar prankeas dinamakan juga kelenjar Langerhans atau pulau Langerhans. Pulau Langerhans merupakan sekelompok kecil yang tersebar di seluruh pankreas. Sel-sel pulau Langerhans tak terkait dengan saluran pembawa getah pankreas yang menuju duodenum. Namun, sel-sel kelenjar ini sangat kaya akan pembuluh darah. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara berlawanan terhadap insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang, maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
o Hormon Insulin
Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :
Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :
a. Mengatur kadar glukosa dalam darah.
b. Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar dan otot.
Hiposekresi : Bila kekurangan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus/penyakit kencing manis.
Gejala penyakit diabetes mellitus :
Gejala penyakit diabetes mellitus :
a. Kenaikan jumlah gula dalam darah.
b. Badan menjadi lems.
c. Sering merasa haus/banyak minum.
d. Banyak melakukan urinasi (pembuangan urine).
e. Energy berkurang.
o Hormon Glukagon
Hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :
a. Meningkatkan kadar gula dalam darah.
b. Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.
10. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad. Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat pada testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.
a. Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi Hormon Testosteron :
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi Hormon Testosteron :
o Mengatur ciri kelamin sekunder.
o Mempertahankan proses spermatogenesis.
b. Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
Ø Hormon Estrogen
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
Ø Hormon Progesteron
Hormon ini berfungsi :
Hormon ini berfungsi :
o Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.
o Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
c. Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam kontraksi otot.
11. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan merupakan kelenjar yang terdapat pada sa luran pencernaan. Misalnya saja kelenjar pada lambung dan usus. Pada lambung, kelenjar mensekresikan hormon gastrin, yaitu hormone yang berperan dalam sekresi getah lambung. Sementara hormone sekretin dan hormon kolsistokinin disekresikan oleh kelenjar pada usus. Ma sing-masing fungsi hormon ini adalah merangsang sekresi getah pankreas dan getah empedu.
Selain kelenjar endokrin, terdapat juga kelenjar eksokrin yang menyekresikan zat kimia. Perbedaannya terletak pada tempat kerja cairan kimia yang dihasilkannya. Kelenjar eksokrin disekresikan ke luar tubuh, seperti keringat dan enzim di mulut. Adapun hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin diedarkan di dalam tubuh oleh sistem peredaran darah. Hormon bekerja secara efektif jika dalam jumlah yang sesuai, jika jumlah hormon yang disekresikan berlebih atau kurang, akan timbul kelainan-kelainan pada tubuh. Hormon dan sistem saraf bersama-sama mengatur regulasi tubuh, yaitu sebagai berikut.
o Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dalam proses homeostatis (nutrisi, metabolisme, kesetimbangan garam dan air, kesetimbangan gula hingga ekskresi)
o Bereaksi terhadap rangsang dari luar tubuh
o Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
o Pengaturan dan penyimpanan energi
Meskipun sama-sama berperan dalam sistem regulasi, tetapi terdapat perbedaan sistem kerja pada hormon dan saraf. Perbedaan tersebut terletak pada jeda waktu yang diperlukan oleh kedua sistem dalam menanggapi rangsang atau stimulus. Seperti halnya saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel target atau organ target yang akan dituju harus dilengkapi dengan sebuah reseptor yang dikenal oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon tidak akan bereaksi. Beberapa bagian dalam tubuh tempat diproduksinya hormon disebut kelenjar endokrin.
D. Hubungan Sistem Hormon dan Sistem Saraf
Hormon bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
Hormon berfungsi dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku. Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula dalam darah, dan kerja jantung.
Berikut ini adalah hubungan sistem hormon dengan sistem saraf yang digambarkan dalam bentuk skema atau bagan :
· Releasing Factor/Faktor pembebas
Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.
· Inhibitor Factor/Faktor penghambat
Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf
No.
|
Aspek pembeda
|
Sistem hormon
|
Sistem saraf
|
1
|
Aksi
|
Bersifat lambat
|
Bersifat cepat/segera
|
2
|
Pengaturan
|
Jangka panjang, misalnya
pertumbuhan dan perkembangan
|
Jangka pendek, misalnya denyut jantung dan kontraksi otot
|
3
|
Sekresi
|
Hormon
|
neurotransmitter
|
4
|
Komunikasi
|
Komunikasi antar neuron melalui synapsis
|
Komunikasi melalui sistem sirkulasi
|
E. Kelainan-kelainan Akibat Kelebihan/Kekurangan Hormon
No.
|
Kelenjar
|
Hormon yang dihasilkan
|
Gangguan / kelainan
|
Ciri - ciri
|
1
|
Hipofisis
|
Kekurangan hormon (hiposekresi) hormon pertumbuhan(growth hormone)
|
Dwarfisme
|
Penderita tampak bertubuh pendek (hanya sekitar satu meter atau bahkan kurang) tapi tetap memiliki proporsi tubuh yang normal
|
Kelebihan hormon (hipersekresi)hormon pertumbuhan (growth hormone)
|
Gigantisme (giantism)
|
Terjadi pada masa kanak – kanak,dimana terjadi pertumbuhan berlebihan bahkan dapat sampai mencapai 8 kaki
| ||
Akromegali
|
Terjadi pada saat dewasa, penderita mengalami pembesaran tulang rahang dan wajah. Kulit bertambah tebal, diikuti gangguan akibat penekanan saraf oleh massa tulang yang bertambah
| |||
2.
|
Tiroid
|
Hipersekresi hormone tiroksin
(Hipertiroidisme)
|
Grave’s disease/ morbus basedow
|
Penderita ini mengalami metabolisme yang amat meningkat; penderita cenderung bertambah kurus walaupun disaat yang sama penderita memiliki nafsu makan yang meningkat . Keringat berlebihan, denyut nadi yang cepat, tidak tahan panas dan kelemahan badan. Dapat juga ditemukan penonjolan bola mata (exophtalmus)
|
Hiposekresi hormon tiroid (Hipotiroidisme)
|
Kretinisme (Kerdil)
|
Terjadi pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal
| ||
Mix Oedema (Miksedema)
|
Terjadi pada orang dewasa, cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok
| |||
3
|
Paratiroid
|
Hipersekresi hormon paratiroid
|
Hiperparathormon
|
Kelainan pada tulang seperti tulang rapuh, bentuk abnormal dan mudah patah. Kelebihan kalsium yang diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal
|
Hiposekresi hormon paratiroid
|
Hipoparathormon
|
Terjadi gejala kekejangan otot (tetani)
| ||
4
|
Pankreas
|
Hiposekresi hormon insulin
|
Diabetes tipe I
|
Penyakit ini sepenuhnya bergantung dengan insulin, penyakit ini sering didapatkan pada anak-anak atau dewasa muda. Pengobatan dengan mengganti insulin sesuai dengan jumlah yang diperlukan
|
Diabetes tipe 2
|
pada penyakit ini insulin diproduksi dalam jumlah memadai tetapi terdapat gangguan dalam kualitas dan mekanisme kerjanya. Faktor resiko penyakit ini seperti riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus dan obesitas
| |||
5
|
Korteks Adrenal
|
Hipersekresi hormon kelenjar adrenal
|
Cushing’s syndrome
|
penderita mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah akibat pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan.
|
Hiposekresi hormon kelenjar adrenal
|
Addison’s disease
|
Gejala berupa
· Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun),
· Gangguan pembentukan glukosa oleh jaring (glukoneogenesis)
· Penurunan kadar glikogen di liver yang menjadi cadangan glukosa dalam tubuh
· Gangguan akibat kekurangan aldosteron seperti pengeluaran natrium dan cairan yang berlebihan di ginjal.
· Dehidrasi,
· Penurunan tekanan darah
· Shock yang dapat menimbulkan kematian, terutama bila tidak ditangani secara cepat.
| ||
6
|
Kelenjar gonad
|
Hiposekresi hormon kelenjar gonad
|
-
|
dapat mengakibatkan gangguan terutama dalam proses reproduksi manusia.
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan.
Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel / jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.
Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
· Kelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.
· Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Di dalam tubuh manusia ada beberapa jenis kelenjar endokrin, yakni kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, timus, pankreas, adrenal, ovarium, testis, dan kelenjar pencernaan.
B. SARAN
Penyasunan makalah ini sesungguhnya masih memiliki banyak kekurangan dalam hal materi pembahasannya. Oleh sebab itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran kepada kami tentang penyusunan makalah ini demi lebih meningkatkan kualitas manusia di tengah kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya. h. 14, 80.
Amien, M. Et al. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 230 – 232.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yudhistira, Jakarta.h. 65-66, 68.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 56 – 58, 60 - 61.
Karmana, O. dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Untuk SMA Kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 305 – 308.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 16, 114, 158, 175, 246, 306, 320, 406 – 408.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta Indonesia. h. 212 – 215.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 115 – 116, 120.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi Untuk Kelas 2 SLTP Kurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. 156, 158.
Tim IPA SMP/MTs. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy Puspa Mega, Jakarta. 14.
WEBSITE :
http://en.wikipedia.org/wiki/Pituitary_gland
http://en.wikipedia.org/wiki/Anterior_pituitary
http://en.wikipedia.org/wiki/Posterior_pituitary
http://en.wikipedia.org/wiki/Thyroid
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009_01_24_archive.html
http://kolaminspirasi.wordpress.com/2009/04/05/hormon-epinefrinadrenalin/
http://www.authorstream.com/Presentation/dekasama-203762-goiter-education-ppt-powerpoint/
http://www.google.co.id/search?hl=id&lr=lang_en&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=3fu&q=kelenjar+thymus&start=20&sa=N
http://www.mediamedika.net/modules.php?name=Jurnal&name2=Jurnal%20Kedokteran&file=index&file2=Jurnal%20Kedokteran&a1=jurnal&a2=277
http://www.mediamedika.net/modules.php?name=Jurnal&name2=Jurnal%20Kedokteran&file=index&file2=Jurnal%20Kedokteran&a1=jurnal&a2=284
http://www.pscyh.mgill.ca/courses/342/h&b.htm.
http://www.wellsphere.com/digestive-health-article/cushing-s-syndrome/696550